Bisnis.ccom, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa negara-negara G20 akan segera membahas aturan dan pengawasan terhadap aset kripto.
Perry menyampaikan, yang menjadi perhatian utama adalah transaksi aset kripto yang sangat cepat dan besar, namun kripto tidak diakui sebagai mata uang oleh seluruh bank sentral di dunia.
“Yang menjadi isu adalah bagaimana pengawasan pengaturan terhadap transaksi kripto aset ini karena transaksinya sangat cepat, tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia,” katanya dalam acara FGD Bank Indonesia Bersama dengan Pemimpin Redaksi Media, Rabu (23/2/2022).
Perry menyampaikan, asesmen dan aturan mengenai kripto, juga pengawasan yang perlu dilakukan oleh otoritas, termasuk bank sentral, akan dirumuskan oleh Financial Stability Board (FSB).
“Ini sedang dirumuskan dan first reportnya akan kita bahas di Juli di Bali, bagaimana rancangan pengaturan dan pengawasan aset kripto ini supaya tidak menimbulkan instabilitas sistem keuangan juga tidak menimbulkan risiko lain,” jelasnya.
Perry menambahkan, BI pun terus melakukan asesmen terkait implikasi dari aset kripto terhadap stabilitas sistem keuangan dan stabilitas moneter.
“Ini menjadi agenda yang akan kita bahas di dalam KSSK [Komite Stabilitas Sistem Keuangan], karena pertemuan KSSK terakhir membahas apakah perlu adanya pengaturan pengawasan terhadap aset kripto,” tutur Perry.
