Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham Bank Digital Mahal, Investor Pindah Haluan

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pelaku pasar di pasar modal akan mencari kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Salah satu caranya dengan beralih ke saham yang sedang naik daun yaitu komoditas dan energi. 
Karyawati beraktivitas di sekitar salah satu logo bank digital, yakni Bank Neo Commerce (BBYB). di Jakarta, Kamis (19/4/2021). /Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar salah satu logo bank digital, yakni Bank Neo Commerce (BBYB). di Jakarta, Kamis (19/4/2021). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Dalam satu tahun terakhir sebagian besar harga saham bank digital di Indonesia rontok. Analis memperkirakan penyebabnya adalah harga yang terlalu tinggi dan seksinya emiten komoditas di tengah kenaikan harga batu bara.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pelaku pasar di pasar modal akan mencari kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Salah satu caranya dengan beralih ke saham yang sedang naik daun yaitu komoditas dan energi. 

“Bersamaan dengan tingginya harga saham bank digital, muncul fenomena di mana harga komoditas mengalami peningkatan, sehingga terjadi switching,” kata Reza, Selasa (8/3). 

Dia mengatakan isu mengenai komoditas dan energi dilirik pemain pasar modal seiring dengan kabar krisis energi di negara-negara Eropa, yang berdampak pada kenaikan harga komoditas. 

Hal tersebut membuat investor beralih dari saham-saham yang ada, termasuk bank digital, ke saham - saham energi dan komoditas.  

Di sisi lain, larangan terhadap ekspor batu bara yang membuat harga emas hitam melambung dan perang Rusia dengan Ukraina disinyalir juga membuat pelaku pasar memburu saham energi dan komoditas. 

"Akibatnya investor saham-saham lain termasuk bank digital pindah ke energi dan komoditas,” kata Reza. 

Reza mengatakan para pelaku pasar yang memiliki saham bank digital telah mendapatkan untung pada tahun lalu. Sebagaimana diketahui, harga saham digital meroket pada 2021, seiring dengan maraknya aksi korporasi bank-bank tersebut. 

Adapun berdasarkan pantauan Bisnis, setelah melesat pada tahun lalu, banyak harga saham bank digital anjlok cukup dalam sepanjang tahun berjalan hingga penutupan perdagangan kemarin, Senin (7/3/2022). 

Hal tersebut kontras dengan harga saham emiten bank jumbo yang justru menguat sepanjang tahun berjalan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), misalnya menguat 8,13 persen sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 7 Maret 2022. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 7,09% ytd. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), masing-masing naik 14,87% ytd dan 5,12% ytd.  

Sementara itu harga saham bank digital seperti PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW) turun 29,02 persen ytd. Senada, PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) juga mengalami penurunan harga saham, yakni 26,53 persen ytd. Kemudian, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) turun 21,01 persen ytd dan terakhir, PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) merosot 24,44 persen ytd. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper