Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas aktivitas nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) saat ini telah menggunakan layanan digital. Kondisi ini pun dinilai menjadi wujud keberhasilan transformasi BRI dalam memadukan layanan fisik dan digital.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha mengatakan sebanyak 96,7 persen aktivitas nasabah perseroan telah menggunakan digital channel, sementara, 3,3 persen sisanya masih datang ke unit kerja.
Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari transformasi digital yang dilakukan emiten bank dengan kode BBRI ini sejak 2016. Salah satunya adalah menciptakan nilai bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
“Dengan tetap berpegang pada ciri khas layanan jasa keuangan BRI, kami bersyukur dapat diterima dan cocok untuk nasabah,” kata Arga, Selasa (15/3/2022).
Dia menambahkan bahwa perseroan akan terus berkomitmen membuat solusi digital yang relevan untuk ekosistem atau nasabah secara individu. Harapannya, hal ini dapat memperkuat perekonomian nasional dari sektor finansial dan perbankan.
Sebagai catatan, aplikasi digital banking BRI, yakni BRImo mencatatkan pertumbuhan pengguna sebesar 56,4 persen menjadi 14,2 juta sepanjang tahun lalu atau dari 9,1 juta pada 2020. Jumlah transaksi juga naik sekitar 66,2 persen menjadi 1,27 miliar.
Baca Juga
Nilai transaksi yang dibukukan melalui platform BRImo pada 2021 mencapai Rp1.345 triliun atau meningkat 581,1 persen atau dari Rp197 triliun pada 2020.
Pengamat Ekonomi Perbankan dari Binus University, Doddy Ariefianto, menuturkan bahwa keberhasilan digital BRI dapat disebut dengan istilah phydigital, yakni physical and digital. Phygital merupakan paduan keunggulan layanan fisik secara langsung dan digital.
Dia menilai bahwa strategi transformasi digital memang perlu dilakukan secara gradual atau bertahap, ada fisik dan digital. Doddy juga mengatakan biaya layanan digital memiliki biaya investasi yang tidak murah, terutama pada penyediaan server, keamanan, dan enkripsi.
Menurutnya, ketika pandemi berakhir, masyarakat akan tetap mengacu pada layanan digital yang lebih memudahkan transaksi. Dengan demikian, BRI akan mampu menjadikan digitalisasi sebagai pemacu pertumbuhan kinerja yang konsisten dan berkelanjutan.
Di sisi lain, Doddy juga menilai BRI memiliki posisi bisnis strategis yang tidak dimiliki semua bank. Terbukti, perseroan menjadi satu-satunya bank yang memiliki jaringan terluas. “BRI harus konsisten memanfaatkan potensi tersebut,” pungkasnya.