Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Leasing dan P2P Lending dalam Satu Grup, Apa Jadinya?

Leasing dan P2P lending yang sebelumnya disebut-sebut akan semakin panas dalam berkompetisi, nyatanya justru bisa saling melengkapi.
Multifinance/Istimewa
Multifinance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Industri pembiayaan (multifinance/leasing) dan industri teknologi finansial pendanaan bersama (P2P lending) yang sebelumnya disebut-sebut akan semakin panas dalam berkompetisi, nyatanya justru bisa saling melengkapi.

Buktinya, beberapa multifinance dan P2P lending tampak mesra dalam satu grup korporasi. Kendati strategi yang diusung sang induk berbeda-beda, pada prinsipnya kedua entitas dipasangkan untuk berbagi peran, sebagai penyalur pembiayaan atau pinjaman kepada segmen yang berbeda.

Sebagai contoh, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) yang besar sebagai leasing dengan produk pembiayaan kendaraan dan multiguna buat personal, membangun tekfin anak usaha bernama PT Finansial Integrasi Teknologi (FIT) alias Pinjam Modal untuk menjangkau segmen pelaku usaha.

CEO Pinjam Modal Herman Handoko mengakui bahwa kelebihan tekfin P2P lending dari sisi fleksibilitas, merupakan salah satu alasan induk usaha kepincut ikut memanfaatkan Pinjam Modal dalam hal perluasan basis pelanggan.

"Induk usaha kami, BFI Finance sudah punya brand dan operasional bisnis yang matang dan kuat, jadi sulit untuk berubah. Pinjam Modal istilahnya menjadi tangan kanan buat merangkul segmen yang tadinya sulit diraih dengan cara konvensional, yaitu yang butuh pinjaman tanpa agunan dan perlu digitalisasi untuk mitigasi risiko," ujarnya dalam wawancara khusus bersama Bisnis, dikutip Senin (11/4/2022).

Segmen tersebut, contohnya pedagang pasar tradisional, bahan pangan, dan ekosistem fast moving consumer goods (FMCG). Pinjam Modal pun telah mulai bergerilya, lewat menjalin kemitraan dengan ekosistem pedagang pasar platform GrosirOne, distributor FMCG keliling Boom Motorist, dan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo).

Pinjam Modal awalnya akan memberikan limit pinjaman untuk pelaku usaha dalam ekosistem mitra, atau layaknya layanan bayar tunda (paylater) untuk kebutuhan produktif.

Plafon yang diberikan Pinjam Modal disesuaikan dengan profil risiko, kebutuhan, dan kemampuan para calon peminjam (borrower) tersebut, dari hasil credit scoring alternatif lewat kemitraan dan inovasi digital.

"Beda dengan leasing konvensional yang butuh debitur mengajukan pinjaman dulu, Pinjam Modal justru yang stand-by. Terlebih, segmen ini kadang punya kebutuhan kulakan mendadak terdorong momen tertentu, yang bahkan bisa dua kali lipat dari nilai belanja biasanya. Nah, limit dari kami bakal berguna untuk kondisi semacam ini," tambahnya.

Berdasarkan data di laman resmi Pinjam Modal, platform telah menyalurkan Rp1,3 triliun kepada 20.656 peminjam sejak berdiri. Pinjam Modal tengah mengincar target penyaluran pinjaman Rp1,2 triliun khusus sepanjang periode tahun ini.

Senada, Grup Astra (ASII) lewat Astra Financial mengandalkan platform tekfin P2P lending miliknya yang bernama Maucash (PT Astra Welab Digital Arta) sebagai penyedia paylater.

Produk paylater bertajuk Maupaylater bekerja sama dengan dompet digital AstraPay (PT Astra Digital Arta) telah meluncur. Fokus awalnya, untuk transaksi terkait dengan ekosistem Astra dan fitur paylater untuk transaksi QRIS di sektor otomotif yang masih jarang digarap pemain lain.

Misalnya, Maucash awalnya akan fokus pada pelanggan Grup Astra, karena transaksi-transaksi di dalam ekosistem otomotif belum banyak dilirik paylater kompetitor, contohnya pembelian sparepart, service rutin, atau pembayaran angsuran.

Oleh sebab itu, Maupaylater diharapkan memberi manfaat sebagai sarana pengelolaan arus kas buat pelanggan eksisting ekosistem Astra, ketika memiliki kebutuhan pembayaran beragam barang atau jasa, tagihan, dan segala bentuk pembayaran di retail dealer dan bengkel ekosistem Astra.

Misalnya, ketika kendaraan butuh service darurat, tapi belum memiliki tunai mencukupi, limit Maupaylater ini bisa menjadi alat pembayaran untuk servis di Toyota Auto2000, bengkel Isuzu, dan AHASS buat sepeda motor Honda.

Sementara itu, para multifinance jumbo besutan Astra Financial, yaitu Astra Credit Companies, Toyota Astra Finance, FIFGROUP, dan lain-lain, pun bisa fokus melayani kredit kendaraan di segmen masing-masing.

Presiden Direktur Maucash Rina Apriana mengungkap kolaborasi yang begitu luas ini harapannya mampu membawa Maucash mencatatkan pertumbuhan penyaluran pinjaman signifikan dengan target Rp5 triliun.

"Pada 2021 lalu kami total menyalurkan Rp1,72 triliun, ini sudah termasuk kolaborasi dengan AstraPay untuk produk BNPL. Lewat beberapa strategi tersebut, kami membidik peningkatan penyaluran pinjaman secara signifikan pada tahun ini," ujar Rina kepada Bisnis.

Paylater Pun Punya Pinjol

Berkebalikan dengan strategi BFI Finance dan Astra Financial yang membuat tekfin miliknya sebagai platform paylater, dua multifinance yang justru merupakan pemain paylater, yaitu Akulaku dan Kredivo memilih strategi membuat tekfin besutannya sebagai penyalur dana tunai.

Sebagai gambaran, Kredivo merupakan multifinance besutan FinAccel Pte Ltd, dengan nama resmi PT FinAccel Finance Indonesia. Kredivo memiliki sister company di bidang P2P lending bernama KrediFazz (PT FinAccel Digital Indonesia).

Indina Andamari, VP Marketing and Communications FinAccel menjelaskan bahwa Kredivo sebenarnya memiliki fokus bisnis sebagai multifinance lewat penyediaan layanan paylater untuk pembelian barang di platform dagang-el (e-commerce).

Adapun, pinjaman dana tunai di aplikasi Kredivo, sebenarnya merupakan produk KrediFazz, yang memang dirancang oleh FinAccel untuk fokus ke melayani cash loan, baik untuk sektor konsumtif maupun produktif.

Adapun, Akulaku Group memiliki leasing bernama PT Akulaku Finance Indonesia atau Akulaku Finance, sementara tekfin besutannya bernama PT Pintar Inovasi Digital atau Asetku. Di samping itu, Akulaku juga memiliki e-commerce dengan nama serupa, dan saham mayoritas di PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB).

"Kalau Akulaku Finance dan Asetku tidak ada kolaborasi. Akulaku Finance itu multifinance secara penuh. Sedangkan Asetku berizin tekfin P2P lending yang tugasnya mempertemukan antara peminjam dengan pemberi pinjaman. Makanya, segmen Asetku saat ini lebih banyak ke cash loan, untuk personal maupun UMKM," ujar Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga kepada Bisnis.

Berikutnya, PT Pasar Dana Pinjaman atau Danamas, tekfin P2P lending anak usaha PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA), justru dipasang untuk menyasar sebanyak mungkin segmen.

Harapannya, paling tidak satu-dua borrower Danamas nantinya bisa ikut 'nyantol' menjadi debitur atau nasabah di multifinance atau bank ekosistem SMMA.

Untuk sektor produktif, Danamas sebelumnya memfokuskan diri untuk para UMKM berbasis keagenan atau supply chain usaha besar, seperti agen pulsa, logistik, sampai petani buah dan peternak.

Terkini, Danamas baru saja meluncurkan produk pinjaman beragunan properti baru bertajuk Lancar by Danamas, di mana borrower bisa mendapatkan limit hingga Rp50 juta hingga Rp2 miliar dengan tenor sampai 10 tahun.

"Lancar memang salah satu produk baru dari Danamas untuk terus berkembang. Target kami, penyaluran Lancar bisa Rp2,3 triliun, sementara sektor produktif di kisaran Rp1 triliun, sehingga total target Danamas sepanjang tahun ini menyalurkan sekitar Rp3 triliun," ungkap CEO Danamas Joyce Andries kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper