Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengumuman Suku Bunga Acuan Dimajukan Siang Ini. Akankah BI Dahului Langkah The Fed?

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan, BI 7 Day Reverse Repo Rate, pada rekor terendah 3,5 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan memajukan jadwal pengumuman hasil rapat dewan gubernur (RDG) dari semula pukul 14.00 WIB menjadi pukul 12.30 WIB, hari ini, Selasa (19/4/2022).

RDG Bank Indonesia ini akan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Bank Indonesia Channel dan Facebook serta Instagram resmi Bank Indonesia. 

Adapun, keputusan BI memajukan waktu rilis RDG yang akan memuat pandangan terkait suku bunga acuan untuk sebulan ke depan, diduga mempertimbangkan agenda 2nd FMCBG di Washington, AS, yang dihadiri oleh Gubernur BI dan Menteri Keuangan.

Adapun, 29 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan, BI 7 Day Reverse Repo Rate, pada rekor terendah 3,5 persen.

Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengungkapkan BI kemungkinan baru akan menyesuaikan suku bunga pada semester dua 2022 atau kuartal III/2022.

Hal ini menimbang pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Waryjiyo dalam paparan Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK beberapa waktu lalu. Menurut Perry, BI tidak akan menaikkan suku bunga, sebelum melihat adanya peningkatan inflasi di dalam negeri.

"Kami perlu menjelaskan bahwa kebijakan suku bunga selalu didasarkan ke perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan. Sejauh ini kami masih dalam stance suku bunga akan kami pertahankan 3,5% sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi," tegas Perry Warjiyo.

Dia menjelaskan bahwa BI tidak akan merespons dampak pertama dari kenaikan harga pangan dan energi. BI baru akan bergerak jika ada dampak rambatan, dimana tekanan harga mempengaruhi fundamental inflasi yang dalam hal ini indikatornya adalah inflasi ini.

Perry sendiri masih yakin bahwa inflasi tahun ini akan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan BI, yakni 2-4 persen.

“Keseluruhan asesmen kami sejauh ini, kami masih confident, inflasi masih bisa terjaga di sasaran 2-4 persen,” ujarnya.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, tingkat inflasi pada tahun ini berpotensi mencapai kisaran 4 persen, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Artinya, perkiraan ini berada di batas atas sasaran BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper