Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat komposisi volume transaksi untuk transaksi layanan digital banking paling banyak terjadi di mobile dan internet banking hingga Maret 2022.
Sejak 2019, komposisi volume transaksi digital banking emiten bersandi BBCA terus meningkat hingga kuartal I/2022.
Komposisi volume transaksi untuk transaksi di mobile dan internet banking tercatat sebesar 89,3 persen pada kuartal I/2022. Sementara itu, di komposisi volume transaksi di ATM terus mengalami penyusutan menjadi sebesar 10,2 persen, serta kantor cabang sebesar 0,5 persen.
Sedangkan, komposisi transaksi secara nilai di BCA juga masih didominasi oleh layanan mobile dan internet banking, yakni sebanyak 58,1 persen pada kuartal I/2022. Lalu, sebanyak 36,0 persen disumbang oleh kantor cabang dan ATM sebanyak 5,9 persen.
Sementara itu, nasabah massal menghasilkan lebih dari 85 persen volume transaksi dan 56 persen nilai transaksi di saluran digital individu. Adapun, transaksi virtual account naik sebesar 61 persen yoy, yang didominasi oleh pemain fintech.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan perseroan juga senantiasa memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis.
“Di tiga bulan pertama tahun 2022, total volume transaksi naik 43 persen yoy mencapai lebih dari 5 miliar transaksi,” kata Jahja, Kamis (21/4/2022).
Hingga Maret 2022, nilai transaksi mobile banking BCA mencapai Rp1.235 triliun. Nilai itu melesat 45,0 persen yoy dari kuartal I/2021 sebesar Rp852 triliun.
Kemudian, nilai transaksi internet banking tumbuh 20,7 persen yoy, dari Rp3.414 triliun menjadi Rp4.122 triliun pada kuartal I/2022. Lalu, nilai transaksi di kantor cabang tetap tumbuh sebesar 7,4 persen yoy, dari semula Rp3.096 triliun menjadi Rp3.324 triliun pada kuartal tahun lalu.
Adapun, nilai transaksi ATM BCA mampu tumbuh sebesar 7,3 persen yoy. Nilai transaksi tersebut naik dari Rp507 triliun menjadi Rp544 triliun pada kuartal I/2022.