Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri Taspen berhasil membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp355,4 miliar pada kuartal I/2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (28/4/2022), laba bank melesat 108 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp171,31 miliar.
Adapun, pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga yang naik 22 persen yoy, menjadi Rp1,2 triliun. Kemudian diperkuat oleh beban bunga yang turun dari Rp423,26 miliar menjadi Rp422,77 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih tumbuh 39 persen yoy menjadi Rp775,53 miliar, dari semula Rp556,52 miliar.
Sepanjang tahun berjalan, perseroan mencatat kredit yang disalurkan naik 4 persen, atau dari Rp31,35 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp32,46 triliun pada posisi 31 Maret 2022. Sementara itu, total aset yang dimiliki Bank Mandiri Taspen naik 2 persen ytd, dari Rp45,54 triliun pada posisi 31 Desember 2021 menjadi Rp46,53 triliun per 31 Maret 2022.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), kinerja anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) ini naik 1 persen ytd, atau dari Rp34,12 triliun menjadi Rp34,46 triliun.
Pertumbuhan DPK berasal dari dana murah (current accounts saving accounts/CASA) yang naik 5 persen ytd, dari Rp6,75 triliun per Desember 2021 menjadi Rp7,08 triliun di posisi Maret 2022.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank tercatat berada di level 0,75 persen (gross) dan 0,10 persen (net). Pada periode yang sama, loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 94,18 persen dari semula 91,68 persen.
Kemudian, untuk net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), anak usaha BMRI ini mencatatkan rasio masing-masing sebesar 6,82 persen dan 60,71 persen pada posisi 31 Maret 2022.