Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hendak IPO, Ini Tantangan Bank Sumut di Sisi Kredit

Bank Sumut menargetkan IPO pada semester II/2022 ini.
Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadilah Pohan./Bisnis-Nanda Fahriza Batubara
Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadilah Pohan./Bisnis-Nanda Fahriza Batubara

Bisnis.com, MEDAN - PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit 7,26 persen (yoy) sepanjang triwulan I/2022. Dengan capaian ini kredit yang dikucurkan bank dengan kode transfer 117 ini mencapai Rp25,6 triliun.

Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan mengatakan dari kredit yang dikucurkan itu terdiri dari kredit produktif sebanyak 40 persen dan kredit konsumtif 60 persen. 

Sementara dari kelompok penerima, sebanyak 30 persen diterima Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan selebihnya mencapai 70 persen untuk non UMKM.

"Inilah yang menjadi tantangan buat kami untuk ke depan. Mulai tahun ini, kami juga mencanangkan tetap meningkatkan porsi UMKM lebih dari harapan, khususnya harapan pemegang saham," kata Rahmat, Minggu (8/5/2022).

Dia mengatakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi salah satu pintu untuk meningkatkan porsi kredit UMKM. Sebagai gambaran, pada tahun lalu Bank Sumut menerima alokasi KUR senilai Rp1 triliun. Namun hingga tutup tahun, total KUR yang tersalurkan sekitar 75 persen atau sekitar Rp750 miliar kepada sekitar 15.000 nasabah. 

Untuk itu, menurut Rahmat, Bank Sumut telah meramu formula khusus demi meningkatkan persentase penyaluran KUR pada 2022.

"Untuk 2022 ini, kami sudah punya strategi-strategi khusus, bagaimana supaya sektor UMKM ini bisa lebih besar porsinya yang bisa kami realisasikan pada 2022 ini," kata Rahmat.

Dengan realisasi pertumbuhan kredit ini, Bank Sumut turut mendongkrak laba. Dalam periode ini, laba yang dibukukan mencapai Rp195 miliar. Melonjak Rp39 miliar atau tumbuh 25,06 persen secara year on year (yoy) dibanding periode Maret 2021 sebesar Rp156 miliar.

Selain laba, nilai aset Bank Sumut juga meningkat sebesar 9,1 persen (yoy). Pada Maret 2021 lalu, nilai aset Bank Sumut tercatat Rp37,2 triliun. Namun pada Maret 2022, nilainya melonjak menjadi Rp40,6 triliun.

"Ini angka yang cukup menggembirakan untuk Bank Sumut. Di mana saat ini kondisi eksternal yang belum stabil, tapi kami bisa tumbuh hingga Maret ini," katanya.

Cabang Mobile

Pada kesempatan berbeda, Rahmat juga membocorkan inovasi Bank Sumut dalam upaya meningkatkan penyaluran KUR pada tahun ini.

Bank Sumut kini mengoperasikan 10 unit kendaraan roda empat yang akan mendatangi seluruh pasar tradisional. Tujuannya menyasar langsung kalangan pedagang. Program itu dijuluki kantor cabang mobile.

"Nantinya pinjaman bisa langsung cair dan pedagang bisa memilih, mau membayar harian, bulanan atau tahunan. Program ini juga untuk menghentikan aksi rentenir," kata Rahmat.

Walau seluruh pagu tersalurkan, persentase penyaluran KUR Bank Sumut meningkat pada 2021 dibanding 2020. 

Pada tahun lalu, KUR yang disalurkan mencapai Rp750 miliar. Sedangkan pada 2020 hanya Rp500 miliar. Dengan kata lain, terjadi penambahan Rp250 miliar.

Menurut Rahmat, penyaluran KUR pada tahun lalu dilakukan Bank Sumut dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Hal itu disebabkan kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Dalam penyaluran KUR, Bank Sumut menggunakan metode kluster. Sebagai contoh, KUR yang disalurkan di Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kluster padi. Sedangkan di Kabupaten Dairi merupakan kluster kopi.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2021 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank Sumut di Kota Medan, Kamis (24/3/2022) lalu, Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah juga memberi perhatian khusus terhadap penyaluran KUR Bank Sumut.

Ijeck, sapaan populer Musa Rajekshah, berharap penyaluran KUR Bank Sumut dapat meningkat pada 2022. Sebab, kata dia, KUR memiliki peran penting dalam mendongkrak perekonomian.

Oleh karena itu, Ijeck mengimbau para pemegang saham Bank Sumut yang notabene pemerintah kabupaten dan kota di Sumatra Utara agar turut membantu penyaluran di daerah masing-masing.

"Penyaluran KUR ini butuh bantuan pemerintah daerah, pemegang saham yang hadir hari ini saya minta untuk buat program khusus untuk ini," kata Ijeck.

Menurut Ijeck, sosialisasi manfaat KUR Bank Sumut juga harus ditingkatkan. Publik mesti memperoleh informasi bahwa bunga KUR yang dipatok sangat kecil, yakni tiga persen. Sehingga dapat membantu pelaku usaha terhindar dari jerat rentenir.

"Sosialisasi ini harus sampai ke desa-desa, kelurahan hingga orang per orang. Masyarakat harus tahu kalau subsidi bunga program pemerintah KUR ini hanya sebesar tiga persen daripada harus meminjam ke rentenir yang menetapkan bunga sangat tinggi," ujar Ijeck.

Seperti diketahui, kinerja Bank Sumut terus naik jelang IPO yang direncakan tahun ini. Dalam pernyataan Rahmad pada awal tahun lalu, Bank Sumut tengah memilih underwriter, financial advisor dan konsultan hukum untuk memuluskan IPO.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper