Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-blakan LinkAja Terkait PHK Karyawan

Sejumlah kabar menyebutkan LinkAja akan melakukan pemutusan hubungan kerja atas 200 orang sumber daya manusianya.
Petugas mensosialisasikan penggunaan QRIS dengan aplikasi layanan uang elektronik LinkAja di sela-sela kick off Pekan QRIS Nasional 2020 di kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin (9/3/2020). Bisnis/Rachman
Petugas mensosialisasikan penggunaan QRIS dengan aplikasi layanan uang elektronik LinkAja di sela-sela kick off Pekan QRIS Nasional 2020 di kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin (9/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja mengungkapkan melakukan reorganisasi yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja sejumlah sumber daya manusia (SDM) . 

“Jumlah yang direorganisasi jauh di bawah angka yang disebutkan tersebut [200 karyawan]” Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo kepada Bisnis, Selasa (24/5). 

Sebelumnya berada kabar bahwa sebanyak 200 karyawan LinkAja terkena PHK atau diberhentikan. Beberapa karyawan diberitakan telah mendapat email dari perusahaan. Meski tidak menyebutkan jumlah pasti yang terdampak, LinkAja menekankan jumlah karyawan yang di PHK tidak mencapai 200 orang seperti berita yang beredar. 

Reka mengatakan perubahan merupakan sesuatu yang secara konstan terjadi dalam perusahaan yang sedang terus bertumbuh. Penyesuaian dalam perusahaan juga tentunya akan terus terjadi. 

Dia menekankan, sebagai perusahaan rintisan yang terus berkembang, LinkAja diharapkan terus bisa lincah dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal. Dalam menjawab tantangan tersebut, akan ada beberapa perubahan signifikan yang akan dilakukan LinkAja, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan. Hal ini tentunya juga akan berpengaruh pada beberapa aspek operasional perusahaan, salah satunya adalah reorganisasi SDM. 

“Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini,” kata Reka.  

Dia menuturkan reorganisasi merupakan hal yang krusial, untuk memastikan bahwa perusahaan dapat bertumbuh secara optimal, dengan ditopang oleh pilar SDM yang efisien dan sesuai dengan fokus dan target perusahaan ke depan. 

Penyesuaian yang dilakukan tentunya mempertimbangkan dengan matang kepentingan seluruh pemangku kepentingan perusahaan, termasuk para karyawan. 

“Tentunya perencanaan tersebut juga akan mengikuti dan mematuhi aturan dan regulasi yang telah digariskan oleh Pemerintah dan mematuhi prinsip-prinsip good corporate governance.” kata Reka.  

 Adapun dari sisi operasional bisnis, dia memastikan berjalan seperti biasa. “Apapun perubahan yang dilakukan dalam perusahaan tidak akan mempengaruhi kualitas layanan kami, serta komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik kepada para pengguna,” kata Reka.  

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper