Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah upaya meningkatkan pembiayaan berkelanjutan atau sustainable finance, kredit sektor pertambangan tumbuh menjulang per April 2022.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara bulanan kredit tambang tumbuh Rp21,5 triliun atau terbesar dibandingkan dengan sektor lain. Kemudian diikuti oleh industri manufaktur yang pertumbuhan bulanan Rp20,8 triliun.
Mengutip data Bank Indonesia, kredit modal kerja pertambangan dan penggalian per April 2022 naik 67,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau menjadi Rp83 triliun. Pada periode yang sama kredit investasi yang menyasar sektor tersebut naik 42,6 persen yoy Rp90,8 triliun.
Pertumbuhan, baik kredit modal kerja maupun investasi, tambang menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan sektor lain. Penyaluran pembiayaan ke sektor tambang jauh di atas pertumbuhan tahunan kredit perbankan, yakni 8,8 persen per April 2022.
Sementara itu, OJK menjalin kerja sama dengan Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) perihal pengembangan pembiayaan berkelanjutan atau sustainable finance dan blended finance serta peningkatan inklusi keuangan di Indonesia.
Dalam akun instagram OJK Indonesia diketahui bahwa Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menghadiri undangan OECD di Kantor Pusat OECD, Paris, pada 19–20 Mei 2022. Tujuan kehadiran Wimboh adalah untuk membahas tindak lanjut pengembangan sustainable finance dalam Forum COP26 serta dan nota kesepahaman (MoU) antara OJK dan OECD.
Baca Juga
OJK menekankan kerja sama tersebut merupakan hal yang penting karena ke depan OECD akan menjadi ujung tombak dalam pengembangan sustainable finance, peningkatan financial inclusion, dan percepatan penerapan blended finance di dunia. “Selain itu, pengaturan market conduct juga akan berperan penting dalam pengembangan sektor jasa keuangan sekaligus melengkapi kerangka pengaturan prudensial,” tulis akun OJK Indonesia dikutip, Jumat (27/5/2022).
OJK akan terus meningkatkan kerja sama dengan OECD terutama dalam pengembangan sustainable finance dan blended finance serta peningkatan inklusi keuangan di Indonesia.
“Salah satunya dengan penempatan pegawai OJK dalam rangka merumuskan strategi transisi energi bersama OECD,” tulis dalam akun.
Sebelumnya, sebagai komitmen OJK dalam mendorong ekosistem keuangan berkelanjutan OJK membentuk Satuan Tugas Keuangan Berkelanjutan di Sektor Jasa Keuangan (SJK). Langkah tersebut juga sebagai bentuk dukungan komitmen OJK pada upaya mitigasi serta adaptasi perubahan iklim (komitmen Paris Agreement) yang dituangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC).