Bisnis.com, JAKARTA - Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin memperkirakan kredit yang disalurkan perbankan ke sektor pertambangan akan terus tumbuh ke depan, seiring dengan tingginya permintaan kredit di sektor ini.
Permintaan kredit di pertambangan terjadi di rantai pasok dari hulu ke hilir. “Makanya secara umum nilai ekonomisnya cukup besar,” kata Amin, Jumat (27/5).
Sebagai gambaran, kata Amin, kredit investasi untuk alat-alat berat yang berkaitan dengan pertambangan akan terus meningkat. Kemudian, pembiayaan untuk pengangkutan hasil tambang, juga masuk pada sumber pembiayaan potensial.
Kredit modal kerja untuk pertambangan juga menjadi sumber pembiayaan, mengingat bisnis pertambangan merupakan bisnis yang besar dan mahal.
“Operasional perusahaan juga cukup tinggi. Artinya, secara keseluruhan permintaan kepada sektor pertambangan masih cukup besar, pada 2022,” kata Amin.
Adapun dari sisi eksternal, konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina dan pandemi Covid-19 yang mulai melandai juga menjadi pendorong makin meningkatkan kebutuhan terhadap hasil tambang, yang kemudian meningkatkan permintaan kredit.
Baca Juga
Sebelumnya, penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian tumbuh paling tinggi dibandingkan dengan sektor usaha lainnya pada April 2022. Berdasarkan data BI per April, penyaluran kredit modal kerja pertambangan dan penggalian naik 67,2 persen yoy, menjadi Rp83 triliun dan kredit investasi sektor pertambangan naik 42,6 persen yoy menjadi Rp90,8 triliun.