Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggabungkan seluruh dana pensiun milik perusahaan pelat merah dinilai akan memperkuat pondasi bisnis ke depan.
Advisor Departemen Pengawasan Khusus IKNB OJK Sumarjono yang mewakili Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Riswinandi dalam keynote speech-nya di acara IFG International Conference 2022, Selasa (31/5/2022) mengatakan rencana konsolidasi dana pensiun BUMN di bawah pengawasan holding BUMN asuransi dan penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG) dapat memperkuat ketahanan program.
"Kami mengapresiasi Kementerian BUMN yang akan mengambil kesempatan ini untuk mengembangkan dan memperkuat program dana pensiunnya dengan mengkonsolidasikan di bawah pengawasan IFG," ujar Sumarjono.
Namun demikian, lanjutnya, implementasi rencana konsolidasi tersebut harus mempertimbangkan peraturan yang berlaku dan untuk kepentingan terbaik peserta.
Adapun, OJK mencatat kinerja keuangan dana pensiun termonitor cukup baik meski pandemi belum usah. Per maret 2022, Sumarjono mengatakan, aset bersih dana pensiun mencapai Rp392,8 triliun atau naik 5,85 persen year on year (yoy).
"Nilai investasi dana pensiun di periode ini [Maret 2022] mencapai Rp321,45 triliun atau naik 5,84 persen yoy. Performa positif ini menunjukkan sektor ini masih atraktif," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya, dilansir dari Antara, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa Kementerian BUMN akan menunjuk IFG untuk mengelola investasi dana pensiun perusahaan BUMN. Penggabungan pengelolaan investasi ini diharapkan dapat mencegah munculnya isu investasi bermasalah di masa depan.
"Pelan-pelan akan kami gabungkan pengelolaan investasi dana pensiunnya agar secara strategi investasi dan risikonya bisa diseragamkan, serta kepastian pembayaran pensiun pegawai BUMN bisa lebih baik ke depannya," kata pria yang akrab disapa Tiko tersebut, Senin (30/5/2022).