Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memuji industri asuransi dan dana pensiun atas perannya meringankan tekanan di pasar keuangan Tanah Air selama pandemi Covid-19.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan peran penting industri asuransi dan dana pensiun tersebut terlihat dari penempatan investasi keduanya di surat berharga negara (SBN).
Destry menuturkan, sebelum pandemi kepemilikan SBN nonresiden mencapai sekitar 35 persen dari total SBN dan bahkan mencapai rekor tertinggi sebesar 40,5 persen pada Januari 2018. Namun, jumlah tersebut berkurang setelah pandemi hingga mencapai di bawah 20 persen dan pada Mei 2022 hanya tinggal 16,3 persen.
"Berkurangnya kepemilikan nonresiden SBN ini memberikan tekanan signifikan terhadap pasar keuangan Indonesia, terutama terhadap nilai tukar dan yield obligasi kita," ujar Destry dalam IFG International Conference 2022, Selasa (31/5/2022).
Untuk memitigasi tersebut, lanjutnya, Bank Indonesia mengintensifkan triple kebijakan intervensinya, yakni di pasar spot, pasar domestic non-deliverable forward (DNDF), dan pasar obligasi dengan membeli SBN di pasar sekunder.
Menurut Destry, dalam situasi tersebut asuransi dan dana pensiun agresif untuk membeli SBN sehingga membantu meringankan tekanan di pasar keuangan Indonesia dan meningkatkan kepercayaan pasar.
Baca Juga
"Berdasarkan data Bank Indonesia, per Mei 2022, asuransi dan dana pensiun beli SBN Rp83,2 triliun year-to-date (ytd) di tengah penjualan SBN non residen Rp105 triliun ytd," katanya.