Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Diproyeksi Kerek Suku Bunga Acuan pada Semester II/2022

Bank Indonesia diperkirakan tidak terburu-buru merespons The Fed yang mengkerek naik suku bunga acuan sebesar 50–75 basis poin (bps).
BI Diproyeksi Kerek Suku Bunga Acuan pada Semester II/2022. /Ilustrasi-Bisnis
BI Diproyeksi Kerek Suku Bunga Acuan pada Semester II/2022. /Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) diperkirakan tidak akan langsung merespons langkah The Fed menaikan suku bunga acuan

Sebagaimana diketahui, pada pertemuan FOMC bulan ini, the Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menaikkan suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 75 basis poin (bps).

Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede Bank Indonesia akan mulai mengkerek suku bunga acuan pada semester II/2022. Pasalnya kondisi perekoomian Indonesia dan Amerika Serikat berbeda. 

Bank sentral AS menaikan suku bunga acuan dengan mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat serta inflasi yang juga masih tinggi di negaranya.

Sementara itu, kata Josua, jika melihat pernyataan pada Rapat Dewan Gubernur beberapa bulan lalu, BI masih mempertimbangkan kenaikan inflasi secara fundamental dalam menentukan arah kebijakan moneter ke depan.

“Meskipun inflasi umum diperkirakan akan berada di atas level 4 persen hingga akhir tahun ini, BI akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya pada semester II/2022 ini,” katanya kepada Bisnis, Kamis (16/6/2022).

Josua mengatakan, kenaikan inflasi hingga Mei 2022 cenderung dipengaruhi oleh sisi suplai. Dengan demikian, inflasi secara fundamental masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Meski demikian, menurut Josua, BI perlu tetap menjangkar ekspektasi inflasi yang didorong oleh second round effect dari kenaikan inflasi dari sisi suplai.

“Oleh sebab itu, hingga akhir tahun BI diperkirakan akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya sebesar 50-75 bps dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Josua.

Adapun Federal Reserve mengerek suku bunga sebesar 75 basis poin (BPS), tertinggi sejak 1994. Kenaikan lebih lanjut akan dilakukan pada Juli. Dilansir Bloomberg pada Kamis (16/6/2022), Gubernur The Fed Jerome Powell membuat langkah tegas untuk mengendalikan inflasi dengan dengan menaikkan kisaran target suku bunga acuan menjadi 1,5–1,75 persen.

Pejabat The Fed memperkirakan suku bunga akan naik lebih jauh tahun ini, menjadi 3,4 persen pada Desember2022  dan 3,8 persen pada akhir 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper