Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) baru saja mengantongi pinjaman luar negeri sebesar US$300 juta atau setara Rp4,4 triliun dari International Finance Corporation (IFC).
Direktur Bank KB Bukopin Helmi Fakhrudin, dalam surat kepada otoritas bursa, mengatakan pinjaman luar negeri tersebut akan digunakan untuk pendanaan ekspansi bisnis perseroan, khususnya penyaluran kredit berwawasan lingkungan.
“Tujuan utama dari pinjaman IFC dan KBSG yakni pendanaan dalam kredit yang berwawasan lingkungan sejalan dengan program yang sedang gencar digaungkan terkait keuangan berkelanjutan,” ujar Helmi dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (14/6/2022).
Dia melanjutkan bahwa dalam penyaluran pendanaan, emiten bank berkode saham BBKP ini akan menghindari sektor-sektor yang dapat menimbulkan kerugian bagi lingkungan. Selain itu, perseroan akan menyalurkan pembiayaan kepada debitur yang memiliki fokus pada lingkungan.
KB Bukopin memproyeksikan bahwa pinjaman luar negeri dari IFC dan KBSG cukup profitable dengan kontribusi margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) sebesar 2,89 persen. Hal ini berdasarkan kalkulasi serta asumsi penyaluran kredit dan suku bunga.
Berdasarkan keterangan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penyaluran pinjaman tersebut terjadi dalam dua langkah. Pertama, IFC memberikan langsung US$60 juta atau 20 persen dari total pinjaman kepada Bank KB Bukopin pada 31 Mei 2022.
Baca Juga
Kedua, sisa pinjaman atau US$240 juta diberikan IFC kepada induk usaha KB Bukopin, yaitu Kookmin Bank Co. Ltd (KBHQ) yang kemudian meminjamkannya pada Kookmin Bank Co. Ltd. Singapore Branch (KBSG).
Selanjutnya, KBSG menyalurkan seluruh sisa pinjaman kepada Bank KB Bukopin yang terealisasi pada 10 Juni 2022. Alhasil, KB Bukopin meraih total pinjaman US$300 juta dengan waktu 3 tahun, dan bunga pinjaman berbasis kuotasi INDOGB 3 tahun plus margin 140 basis poin, yang bersifat bersih atau tanpa ada jaminan.