Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) melaporkan bahka pengguna platform m-banking mereka, Mobile Banking BNI, telah mencapai 11,8 juta akun hingga Mei 2022. Jumlah ini naik 32 persen secara tahunan.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati juga memaparkan bahwa jumlah transaksi di BNI Mobile Banking juga tumbuh agresif sebesar 33 persen year-on-year (yoy). Sementara itu, nominal transaksi terkerek naik 23 persen yoy.
“Raihan ini merupakan cerminan dari upaya kami yang senantiasa melakukan penyempurnaan dan meningkatkan nilai tambah atas layanan yang diberikan melalui BNI Mobile Banking,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Bisnis, Minggu (19/6).
Menurutnya, perseroan terus menghadirkan berbagai fitur inovatif berdasarkan kebutuhan pengguna, serta pengembangan teknologi baik untuk kebutuhan nasabah ritel maupun bisnis, dan tentunya mendukung transformasi layanan ke digital.
BNI juga mendorong pertumbuhan akuisisi user dan aktivasi transaksi melalui berbagai program dan promosi, baik dari sisi BNI maupun kerja sama dengan mitra yang turut berperan menghadirkan fitur transaksional di BNI Mobile Banking.
“Semua ini dilakukan dengan harapan untuk menjaga sekaligus meningkatkan daya tarik dan kepuasan nasabah sehingga meningkatkan penggunaan BNI Mobile Banking,” pungkasnya.
Susi menuturkan emiten bank berkode saham BBNI ini rutin meningkatkan layanan mobile banking secara berkala. Mulai dari perbaikan berkelanjutan, peningkatan kapabilitas, hingga layanan fitur inovasi baru untuk memberi nilai tambah bagi nasabah.
Lebih lanjut, dia menyampaikan penguatan layanan digital sangat penting dalam membantu masyarakat untuk menekan biaya transaksi. Selain itu, nasabah akan lebih menghemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk datang ke bank.
Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 50,3 persen secara year-on-year (yoy) atau mencapai Rp34,3 triliun per April 2022. Sementara itu, nilai transaksi digital banking meningkat 71,4 persen yoy menjadi Rp5.338,4 triliun.
Bank sentral bahkan memproyeksikan nilai transaksi digital perbankan sepanjang tahun ini akan meningkat 26,72 persen yoy hingga mencapai Rp51.729 triliun.