Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 mencapai Rp4,1 triliun, dengan 61 persen transaksi pemesanan dilakukan melalui aplikasi Welma.
Perolehan ini tercatat melampaui penjualan SBR011 yang diraih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI). Bank membukukan penjualan senilai Rp1,83 triliun, sementara BRI hampir tembus Rp1,5 triliun.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, memaparkan bahwa profil pembeli SBR011 di BCA mencakup seluruh profesi, mulai dari pegawai, wiraswasta, hingga pelajar dan ibu rumah tangga.
“Kami melihat SBR011 juga banyak diminati oleh kalangan milenial dan secara geografis melingkupi hampir sebagian besar wilayah di Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/6/2022).
Hera menilai hal itu disebabkan SBR011 dinilai sangat menarik lantaran kupon minimal yang ditetapkan sebesar 5,5 persen. Sementara itu, tingkat bunga berikutnya akan disesuaikan dengan besaran suku bunga Bank Indonesia ditambah selisih 2 persen lebih tinggi.
“Kami mencermati bahwa tren tersebut positif bagi investor. SBR011 merupakan instrumen investasi yang aman bagi nasabah karena tidak ada pergerakan harga. Semakin suku bunga naik, investor makin diuntungkan karena kupon akan bergerak naik,” tuturnya.
Baca Juga
Sementara itu, jika suku bunga turun secara signifikan, nasabah akan tetap mendapatkan kupon minimal 5,5 persen. Hera menyatakan bahwa dengan keuntungan itu, BCA melihat banyak sekali nasabah ritel yang tertarik untuk berinvestasi SBR011.
Ke depan, lanjutnya, emiten bank berkode saham BBCA ini akan terus memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan nasabah dan kemudahan dalam bertransaksi investasi ataupun asuransi, baik di kantor cabang maupun melalui kanal digital wealth management BCA, Welma.
Adapu Data Direktorat Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan RI menyebutkan, penjualan SBR011, yang ditawarkan sejak 25 Mei hingga 16 Juni 2022 ini, secara nasional mencapai Rp13,91 triliun. Jumlah ini tumbuh 86 persen dibandingkan penjualan SBR010.
Sebagai catatan, kupon SBR011 memiliki sifat mengambang dilengkapi dengan batas bawah atau floating with floor. Dengan demikian, kupon akan naik bila suku bunga acuan naik, tetapi tidak akan turun lebih rendah daripada batas minimal.
Secara rinci, tingkat kupon tersebut berlaku untuk periode 3 bulan pertama, tanggal 22 Juni 2021–10 September 2022. Besaran kupon tersebut berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 3,5 persen ditambah spread tetap 200 bps (2,00 persen).
Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Selain itu, penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 2 persen.