Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melakukan penandatanganan kerja sama Renminbi Liquidity Arrangement (RMBLA) bersama dengan sejumlah bank sentral di kawasan Asia dan Pasifik yang diinisiasi oleh Bank for International Settlement (BIS), organisasi internasional kerja sama antara bank sentral.
Penandatangan kerja sama dilakukan bersama dengan Bank Negara Malaysia (BNM), Hong Kong Monetary Authority (HKMA), Monetary Authority of Singapura (MAS), Central Bank of Chile, dan People's Bank of China (PBOC).
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa RMBLA dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan likuiditas kepada bank sentral yang berpartisipasi dari kawasan Asia-Pasifik melalui skema reserve pool.
“Kerja sama RMBLA akan menjadi salah satu penopang likuiditas yang dapat dimanfaatkan ke depan pada saat terjadi volatilitas di pasar keuangan,” katanya dalam siaran pers yang dikutip Bisnis, Senn (27/6/2022).
Setiap bank sentral yang berpartisipasi akan memberikan kontribusi minimum sebesar RMB 15 miliar atau ekuivalen dalam dolar AS, dan ditempatkan di BIS.
Kerja sama ini juga semakin memperkuat kerja sama keuangan antara Bank Indonesia dan BIS yang diharapkan dapat berkontribusi pada stabilitas keuangan di kawasan.
Baca Juga
Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, General Manager BIS Agustin Carstens, Gubernur Central Bank of Chile Rosanna Costa, Gubernur BNM Tan Sri Nor Shamsiah Mohd. Yunus, Chief Executive HKMA Eddie Yue, Managing Director MAS Ravi Menon, dan Gubernur PBC Yi Gang di sela-sela rangkaian sidang tahunan BIS di Basel, Swiss.