Bisnis.com, JAKARTA - Lesatan pertumbuhan kredit untuk sektor UMKM di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. berhasil diimbangi dengan kualitas kredit yang terjaga dengan baik.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan pada Mei 2022 kredit UMKM yang disalurkan perseroan berhasil tumbuh 26,8 persen year on year/yoy.
Yuddy menilai segmen UMKM pulih lebih cepat dari dampak pandemi karena modal kerja yang relatif lebih kecil sehingga disaat aktivitas masyarakat dan ekonomi kembali meningkat, usaha pada segmen umkm pun dapat bangkit lebih cepat. Kredit UMKM di Bank BJB tumbuh berkualitas dengan rasio kredit bermasalah atau NPL yang terjaga di angka 3 persen.
“Mengenai kualitas kredit UMKM saat ini membaik turun hampir 100 bps secara yoy, saat ini di angka 3 persen,” kata Yuddy kepada Bisnis, Rabu (29/6).
Yuddy menuturkan pertumbuhan kredit UMKM juga didorong serapan KUR yang optimal. Bank BJB memperoleh kuota KUR sebesar Rp1,6 triliun yang sampai dengan Mei 2022 sudah terserap 53 persen atau lebih dari Rp800 miliar.
Dia menuturkan permintaan kredit untuk UMKM cukup besar seiring dengan aktivitas usaha masyarakat yang kembali pulih. Meski demikian, perusahaan tetap berhati-hati sebelum menyalurkan kredit ke segmen ini.
Baca Juga
“Kehati-hatian tetap penting dalam melihat perkembangan usaha debitur dan kemampuan bayarnya,” kata Yuddy.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa kredit UMKM mengalami lesatan pertumbuhan, dari 12,2 persen year on year/yoy pada Desember 2021, menjadi 16,75 persen yoy per April 2022. Sejalan dengan itu, tingkat risiko juga tumbuh namun dinilai masih cukup terkendali.
Kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sektor UMKM per April 2022 sebesar 4,38 persen, naik dari posisi sebelumnya 3,83 persen pada Desember 2021. Sementara itu NPL kredit non-UMKM turun dari 2,78 persen per Desember 2021 menjadi 2,63 persen pada April 2022.