Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

R&I Pertahankan Peringkat Utang RI dengan Outlook Stabil, Begini Respons BI

R&I mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+ dengan outlook stabil pada 4 Juli 2022 karena mempertimbangkan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan perbaikan postur fiskal di Indonesia.
Lembaga Pemeringkat Rating R&I mempertahankan Peringkat Utang RI dengan Outlook Stabil, begini respons Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo / Dok. Bank Indonesia
Lembaga Pemeringkat Rating R&I mempertahankan Peringkat Utang RI dengan Outlook Stabil, begini respons Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo / Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+ (Investment Grade) dengan outlook stabil pada 4 Juli 2022.

Keputusan tersebut juga mempertimbangkan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan perbaikan postur fiskal di Indonesia.

“R&I melihat kebijakan moneter masih memiliki ruang di tengah inflasi yang meningkat secara gradual, dan perbaikan fiskal didukung kenaikan harga komoditas,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Senin (4/7/2022).

Perry mengatakan bahwa afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB+ dengan outlook stabil menunjukkan pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah, meski di tengah ancaman ketidakpastian ekonomi global.

“Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara BI dan Pemerintah,” imbuhnya.

Perry menambahkan, BI dalam hal ini akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan stabilitas keuangan.

“Termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan, serta terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

R&I pun memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh kuat pada 2022. Untuk meredam dampak kenaikan harga komoditas global terhadap inflasi di dalam negeri, pemerintah telah menaikkan alokasi subsidi dan belanja sosial, yang akan dibiayai melalui peningkatan penerimaan, sejalan dengan tingginya harga komoditas.

Pemerintah memperkirakan defisit fiskal pada 2022 akan mencapai 3,9 persen dari PDB, menurun dibandingkan 4,6 persen dari PDB pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper