Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pelaku usaha, khususnya UMKM, yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) agar hati-hati mengajukan pinjaman atau utang ke bank tanpa adanya strategi.
Menurutnya, pelaku diimbau agar sebelum meminjam harus dikalkulasi terlebih dahulu apakah ke depannya mampu membayar cicilan atau tidak.
“Pinjam kredit ke bank itu hati-hati, kalkulasi terlebih dahulu,” katanya di Gelanggang Olahraga Nainggolan, Rabu (13/7/2022).
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa kehadiran sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik melalui Online Single Submission (OSS) turut memudahkan pelaku usaha khususnya Usaha Mikro Kecil (UMK) dalam mendapatkan pembiayaan melalui perbankan, karena telah memiliki Nomor Izin Berusaha (NIB).
Oleh sebab itu, Jokowi menegaskan NIB merupakan kunci dalam berusaha. Bahkan, kata dia, dengan memiliki NIB sudah menjadi keharusan yang dimiliki pelaku usaha terutama bagi pelaku UMKM.
“Jadi, kalau sudah pegang NIB dan peluang usahanya ada peluang pasarnya ada segera Bapak Ibu semuanya berbondong-bondong ke BRI atau ke bank bank lain yang menyalurkan kredit KUR bunganya. Ini dana PEN kemarin mumpung bunganya masih 3 persen per tahun,” kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi kembali mengingatkan pelaku usaha agar berhati-hati saat mengajukan pinjaman ke perbankan. Menurutnya, penting untuk menghindari pinjaman dengan nominal yang besar untuk menggunakannya dalam kebutuhan konsumtif, tetapi tidak mampu membayar angsuran.
“Namun, sekali lagi kalau pinjam kredit ke bank itu juga hati-hati dihitung dikalkulasi jangan asal ngambil ada peluang dapat Rp200 juta, Rp100 juta untuk beli mobil. Saya jamin tidak bisa mengembalikan saya jamin tidak akan mungkin bisa dikembalikan,” ujarnya.
Sementara itu, dia menjabarkan, penyaluran kredit ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tumbuh 16,9 persen (year on year/yoy) sudah mencapai Rp 1.195,4 triliun pada April 2022.
“Dan untuk KUR nya kita anggarkan ini Rp373 triliun tahun ini, tetapi yang realisasi baru separuhnya 49 persen. Jadi, ini masih ada peluang karena baru 49 persen KUR yang disalurkan, masih ada Rp185 triliun yang masih ada di bank segera ini bisa digunakan tetapi sekali lagi kalau mau pinjam dihitung dikalkulasi dulu,” imbuhnya.