Bisnis.com, JAKARTA - PT Pegadaian, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) membukukan kinerja laba bersih Rp1,77 triliun pada paruh awal 2022. Kinerja pegadaian tercatat tumbuh 36,1 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun sebelumnya senilai Rp1,3 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan Pegadaian yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, kinerja ini terdongkrak total pendapatan usaha yang naik 4 persen yoy menjadi Rp10,86 triliun, sementara total beban bisa ditekan 2 persen yoy menjadi Rp8,54 triliun.
Terkhusus komponen penyumbang pendapatan usaha, porsi pendapatan sewa modal dan administrasi senilai Rp7 triliun terbilang bertahan, hanya turun tipis ketimbang paruh awal tahun lalu. Sementara pendapatan penjualan emas naik dari Rp3,19 triliun pada semester I/2021 menjadi Rp3,63 triliun pada semester I/2022.
Aset perusahaan gadai anggota Holding BUMN Ultra Mikro ini tercatat mencapai Rp68,74 triliun pada periode ini, tumbuh 4,5 persen (year-to-date/ytd) ketimbang tutup buku periode 2021 senilai Rp65,77 triliun.
Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan mengucapkan terima kasih kepada seluruh nasabah yang tetap loyal menggunakan produk Pegadaian, serta mengapresiasi Insan Pegadaian yang telah bekerja keras, sehingga kinerja perusahaan dapat tumbuh positif.
"Saya sangat bersyukur atas pencapaian kinerja perusahaan yang positif di semester I/2022 ini. Tentu pencapaian ini tidak akan berhasil tanpa dukungan nasabah setia Pegadaian dan seluruh Insan Pegadaian yang telah bekerja keras tanpa kenal lelah untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Perusahaan," ujar Damar dalam keterangannya, Kamis (21/7/2022).
Pertumbuhan kinerja perusahaan yang semakin baik, turut didorong oleh peningkatan jumlah nasabah Pegadaian sebesar 11,11 persen dari 18 juta orang pada Juni 2021 menjadi 20 juta orang pada Juni 2022.
"InsyaAllah, pencapaian kinerja positif yang berhasil diraih oleh perusahaan saat ini, akan menjadi motivasi bagi seluruh Insan Pegadaian untuk terus mencatatkan kinerja lebih baik lagi di masa mendatang. Kami juga berkomitmen untuk terus melanjutkan program transformasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi digital," tambahnya.
Lebih lanjut, Damar melihat kegiatan perekonomian masyarakat, terutama pelanggan Pegadaian pun relatif tumbuh. Hal ini ditandai dengan naiknya outstanding pinjaman kotor yang tumbuh 5,13 persen yoy dari Rp52,42 triliun per Juni 2021 menjadi Rp55,11 triliun per Juni 2022.
Terkini, piutang pinjaman bersih yang diberikan Pegadaian tercatat mencapai Rp51,51 triliun, pun masih tumbuh 5,2 persen ytd ketimbang tutup buku periode 2021 yang ketika itu senilai Rp48,96 triliun.
Damar juga menyebut kinerja ini juga merupakan buah dari sinergi Holding Ultra Mikro, Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) selalu induk holding.
"Salah satunya dengan semakin memperluas jangkauan co-location sentra layanan ultra mikro ‘SenyuM’ di sejumlah daerah di Indonesia. Saat ini, tercatat terdapat lebih dari 600 outlet SenyuM yang siap melayani para pelaku usaha untuk mendapatkan pembiayaan yang mudah, murah, cepat dan aman," ungkapnya.
Pegadaian juga secara serentak mulai semester II/2022 ini menyalurkan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbasis syariah di 4.086 outlet di seluruh Indonesia. Plafon pinjaman yang diberikan mulai dari Rp1 juta hingga Rp10 juta per nasabah. Biaya pengelolaan (mu’nah) yang dikenakan pun cukup murah, yakni sebesar 6 persen per tahun.