Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Neo Commerce (BBYB) Sepakat Tak Bagikan Dividen Tahun 2021

Berdasarkan hasil RUPS. Bank Neo Commerce (BBYB) sepakat tak bagian dividen pada tahun 2022. Apa alasannya?
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) Tjandra Gunawan menyatakan bahwa hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan sepakat untuk tidak membagikan dividen tahun 2021.

“Menyetujui untuk tidak ada pembagian dividen kepada pemegang saham untuk tahun buku 2021,” ujar Tjandra dalam keterangan tertulis, Minggu (24/7/2022).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham BBYB ini membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp986,28 miliar sepanjang 2021. Kerugian ini seiring kenaikan beban bunga sebesar 26,57 persen atau dari Rp276,97 miliar ke Rp350,56 miliar.

Kendati demikian, Tjandra mengatakan pencapaian kinerja perseroan sepanjang tahun lalu dinilai masih cukup baik. Hal ini tecermin dari indikator pertumbuhan aset yang mencapai Rp11,33 triliun per 31 Desember 2021, naik dibandingkan tahun sebelumnya Rp5,42 triliun.

Di sisi lain, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga naik signifikan sebesar 106,02 persen menjadi Rp8,12 triliun atau dari sebelumnya Rp3,94 triliun.

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Tjandra menyatakan rugi setelah pajak perseroan mencapai Rp606 miliar pada semester pertama 2022. Kendati masih merugi, dia mengklaim kerugian yang dialami BBYB terus menyusut.

“Pada kuartal I/2022 [rugi] tetap tinggi Rp413 miliar, kenyataannya pada semester I/2022 kami membukukan rugi di kisaran Rp606 miliar. Jadi kecepatan loss itu sudah turun,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa kerugian yang dibukukan perseroan terus menyusut sepanjang tahun ini, dari yang mencapai Rp160 miliar pada Januari 2022 menjadi hanya Rp90 miliar per Mei. Kemudian, memasuki bulan Juni, kerugian menjadi hanya Rp30 miliar.

Tjandra menyatakan bahwa perlambatan kerugian itu disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII). Sepanjang semester I/2022, NII perseroan mencapai Rp547 miliar, naik jika dibandingkan tahun 2021 yang membukukan Rp315 miliar.

Adapun, capaian rasio margin bunga bersih atau interest margin (NIM) perseroan mencapai double digit di kisaran 10,16 persen pada Juni 2022. Meski sudah naik 5 persen secar tahunan, BBYB memperkirakan masih dapat tumbuh sampai 15 persen hingga akhir 2022.

Dari sisi aset, BBYB juga mencatatkan kenaikan secara year-to-date (ytd) dari Rp11,33 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp14,36 triliun per Juni 2022. Kredit juga mengalami kenaikan sampai Rp7 triliun dari sebelumnya Rp4,27 triliun pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper