Bisnis.com, JAKARTA — Pemulihan ekonomi dan melandainya pandemi Covid-19 menjadi pendorong pertumbuhan penyaluran dana perbankan, khususnya kredit UMKM. Dibandingkan dengan segmen korporasi, UMKM mampu tumbuh lebih cepat karena berbagai hal.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan secara statistik kredit yang disalurkan bank di seluruh segmen akan tumbuh positif dengan dasar hitung penyaluran kredit tahun lalu yang masih rendah karena pandemi.
Kredit UMKM khususnya mikro, kata Piter, lebih cepat pulih karena memang usaha mikro yang paling mudah pulih.
“Karakteristik UMKM khususnya mikro adalah mudah masuk dan mudah juga keluar. Usaha mikro bisa tutup kapan saja, tetapi juga dengan mudah kembali operasi,” kata Piter, Selasa (26/7/2022).
Piter mengatakan ketika perekonomian sudah kembali pulih, yang paling pertama pulih adalah UMKM khususnya mikro seperti pedagang kaki lima. Sementara usaha menengah besar misal pabrik-pabrik akan lebih sulit pulih.
Piter menambahkan UMKM secara individual rentan. Tetapi secara agregat nampak kokoh.
“Yang tutup dengan mudah digantikan sama yang baru,” kata Piter.
Dengan kondisi tersebut, kata Piter, kredit umkm secara individual rentan, tetapi secara agregat akan tampak lebih tahan banting. Termasuk menghadapi potensi tekanan karena inflasi yang meningkat.
“Ketahanan kredit UMKM juga didukung oleh karakter pelaku UMKM. Umumnya yang tidak mau mengemplang utang. Mereka patuh membayar utang atau kredit,” kata Piter.
Sebelumnya, laporan Uang Beredar (M2) yang dirilis oleh Bank Indonesia menyebutkan bahwa tren pertumbuhan penyaluran kredit ke sektor UMKM pada Juni 2022 berlanjut. Kredit yang disalurkan perbankan ke sektor UMKM pada semester I/2022 tumbuh 17,6 persen year on year/yoy menjadi Rp1.217,5 triliun.
Pertumbuhan kredit ke sektor UMKM pada Juni 2022 melanjutkan tren pertumbuhan dalam 6 bulan terakhir. Diketahui pada Januari 2022 kredit ke sektor UMKM tumbuh 13,3 persen yoy. Februari 14,4 persen, Maret 15 persen, April 16,9 persen, Mei 17 persen dan Juni tumbuh 17,6 persen.