Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI mencatat penyaluran kredit secara konsolidasi mengalami pertumbuhan double digit, yakni sebesar 12,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyampaikan kredit tersebut tumbuh dari Rp1.014 triliun menjadi Rp1.138 triliun sampai dengan Juni 2022.
Sigit mengungkapkan pertumbuhan kredit ditopang oleh semua segmen yang rata-rata tumbuh double digit, dengan pertumbuhan yang paling tinggi terjadi pada segmen korporasi, yakni tumbuh sebesar 10,6 persen yoy.
Selain itu, segmen komersial juga tumbuh sebesar 9,9 persen yoy, segmen SME (UKM) sebesar 12,5 persen yoy, dan mikro sebesar 12 persen yoy. Adapun untuk segmen konsumer tumbuh 9,3 persen yoy.
“Selain itu, [kredit] perusahaan anak perseroan juga membukukan kinerja yang baik dengan pertumbuhan double digit, yakni sebesar 18,2 persen yoy,” kata Sigit dalam paparan kinerja Bank Mandiri secara virtual, Kamis (28/7/2022).
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, kata Sigit, likuiditas emiten bersandi saham BMRI itu tetap terjaga dengan sehat, yang tercermin dari pertumbuhan dana masyarakat.
Sigit memaparkan bahwa dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh double digit, dari semula Rp1.169 triliun menjadi Rp1.318 triliun pada posisi Juni 2022.
“Sebagian besar pertumbuhan DPK didukung oleh giro dan tabungan [current account saving account/CASA], yang masing-masing tumbuh sebesar 17 persen secara tahunan [yoy] dam 16,1 persen yoy,” tambahnya.
Secara rinci, tabungan menjadi sebesar Rp522 triliun, lalu giro senilai Rp411 triliun, dan deposito sebesar Rp386 triliun. Untuk deposito mengalami pertumbuhan sebesar 4,7 persen yoy dari sebelumnya tercatat bernilai Rp368 triliun.
“Pertumbuhan ini membawa rasio dana murah Bank Mandiri pada level yang di atas rata-rata historikal, yaitu sebesar 75 persen secara bank only dan 70,8 persen secara konsolidasi,” tutupnya.