Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bank Neo Commerce (BBYB) Jelaskan Penyebab Rugi Rp611,4 Miliar

Direktur Utama Bank Neo Commerce (BBYB) Tjandra Gunawan mengatakan bahwa per Juni 2022, perusahaan sudah mulai mencetak laba.
(Ki-Ka) Direktur Bisnis Aditya Windarwo; Komisaris Utama Suprihadi; Komisaris Tjandra Mindarta Gozali; Direktur Utama Tjandra Gunawan; dan Direktur Kepatuhan Ricko Irwanto  berfoto bersama setelah acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Neo Commerce Tbk di Kantor Pusat Bank Neo Commerce, Treasury Tower SCBD Jakarta, Kamis (21/7/2022). Dok Bank Neo Commerce
(Ki-Ka) Direktur Bisnis Aditya Windarwo; Komisaris Utama Suprihadi; Komisaris Tjandra Mindarta Gozali; Direktur Utama Tjandra Gunawan; dan Direktur Kepatuhan Ricko Irwanto berfoto bersama setelah acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Neo Commerce Tbk di Kantor Pusat Bank Neo Commerce, Treasury Tower SCBD Jakarta, Kamis (21/7/2022). Dok Bank Neo Commerce

Bisnis.com JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mencatatkan kenaikan rugi bersih tahun berjalan sebesar 360 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp132,86 miliar menjadi Rp611,43 miliar pada semester I/2022. Artinya, rugi bank digital tersebut naik lebih dari 4 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menjelaskan kerugian tersebut terjadi karena perseroan bertransformasi menjadi emiten bank digital. Dalam proses transformasi tersebut, ujar Tjandra, membutuhkan peningkatan biaya modal atau capital expenditure (Capex) yang besar untuk berinvestasi pada pemanfaatan dan pengembangan teknologi.

Selain itu, dia menegaskan investasi tersebut juga tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Menurut Tjandra, idealnya bank membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menggelontorkan belanja modalnya pada investasi teknologi ataupun sumber daya manusia, agar dapat bertransformasi menjadi sebuah bank digital.

Meski perseroan masih mencatatkan rugi senilai Rp611,4 miliar di semester I/2022, Tjandra mengatakan terdapat tren penurunan kerugian secara bulanan sepanjan Januari-Juni 2022.

“Kerugian yang tadinya mencapai Rp160 miliar pada Januari tahun 2022 terus mengalami penurunan setiap bulannya. Hingga akhirnya pada Juni 2022, BNC dapat membukukan laba sebesar Rp5,6 miliar [about to reach stabilizing phase],” jelas Tjandra kepada Bisnis, Sabtu (30/7/2022).

Terlepas dari rugi bersih tersebut, Tjandra menyampaikan ada hal paling esensi yang perlu dicatat dari pencapaian selama semester I/2022, yaitu bank dengan maskot kucing itu membukukan kemajuan kinerja yang tercermin dari kenaikan yang signifikan di sisi aset, kredit, dan dana pihak ketiga (DPK).

Merujuk pada laporan keuangan, total aset BBYB naik 105 persen yoy, dari semula bernilai Rp6,99 triliun menjadi Rp14,36 triliun. Kenaikan aset tersebut salah satunya disebabkan oleh penyaluran kredit yang tumbuh 84,2 persen dari Rp3,82 triliun menjadi Rp7,04 triliun.

Dari sisi liabilitas, bank yang dikendalikan oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia itu juga mampu menghimpun dana masyarakat atau DPK dengan pertumbuhan mencapai 116 persen yoy, dari semula Rp5,13 triliun menjadi Rp11,1 triliun. 

Secara terperinci, pertumbuhan DPK BBYB berasal dari dana murah (current account saving account/CASA) berupa giro dan tabungan yang melesat 301 persen yoy, dari Rp788,1 miliar menjadi Rp3,15 triliun.

Selain itu, di semester I/2022, revenue kami yang berasal dari pendapatan bunga dan juga pendapatan komisi [fee based income] mengalami kenaikan yang signifikan sedangkan expense mengalami penurunan,” lanjutnya.

Berdasarkan laporan keuangannya, bank digital bersandi saham BBYB itu mencatatkan pendapatan berbasis fee dan komisi atau FBI melesat 973 persen yoy, dari Rp16,42 miliar menjadi Rp176,1 miliar. hingga 30 Juni 2022. Selain itu, BBYB tercatat memiliki modal inti (tier 1) senilai Rp2 triliun, atau tumbuh 75 persen yoy dari semula Rp1,14 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper