Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Naik 629 Persen, Saham Bank MNC BABP Masih Tren Koreksi

Saham Bank MNC (BABP) terkoreksi secara year-to-date sebesar 28,49 persen meskipun kinerja laba bersih bertumbuh.
MotionBanking MNC Bank. Saham Bank MNC (BABP) terkoreksi secara year-to-date sebesar 28,49 persen meskipun kinerja laba bersih bertumbuh. /Istimewa
MotionBanking MNC Bank. Saham Bank MNC (BABP) terkoreksi secara year-to-date sebesar 28,49 persen meskipun kinerja laba bersih bertumbuh. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) cenderung menurun meskipun mencatatkan peningkatan laba bersih kuartal II/2022 sebesar 629,21 persen menjadi Rp34,88 miliar, dari Rp4,78 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Bank MNC, Rita Montagna mengatakan, ada sejumlah strategi yang akan dilakukan oleh perseroan untuk meningkatkan kinerja ke depannya.

“Untuk ke depannya, Bank MNC tetap akan terus mengembangkan program-program yang menarik seperti Tabungan Dahsyat, menawarkan suku bunga kredit yang kompetitif, serta memberikan produk terbaik bagi seluruh nasabah, termasuk pengembangan fitur MotionBanking,” ujar Rita dalam keterangan resmi, Senin (1/8/2022).

Sebelumnya, kinerja Bank MNC ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga pada kuartal I/2022, yakni sebesar 15,28 persen, dari Rp465,86 miliar pada periode yang sama tahun lalu, menjadi RpRp537,02 miliar.

Di sisi lain, beban bunga turun 23 persen, dari Rp273,33 miliar menjadi Rp210,47 miliar di kuartal II/2022.

Meski begitu, pergerakan saham dengan kode BABP masih menunjukkan tren koreksi. Merujuk data BEI, Senin (1/8/2022), BABP menutup perdagangan hari ini di zona merah dengan pelemahan 1,48 persen menjadi Rp133.

Secara year-to-date (ytd), saham BABP telah terkoreksi 28,49 persen, dan sempat menduduki posisi tertingginya Rp242 pada pekan ketiga Februari 2022.

Sejak saat itu, saham BABP terus merosot dan sempat menduduki level terendahnya di bulan lalu senilai Rp112 per lembar saham.

Saham dengan kapitalisasi pasar Rp4,13 triliun tersebut secara tahunan sempat bergerak di kisaran Rp105 hingga Rp608.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper