Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) menyetujui rencana perseroan untuk melakukan aksi tambah modal melalui mekanisme rights issue sebanyak 1,38 miliar saham dengan nilai nominal Rp100.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/8/2022) malam, manajemen menjelaskan bahwa rapat memenuhi kuorum karena dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 2.523.708.032 saham atau 91,04 persen dari seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan PMHMETD II dari emiten bank berkode saham BNBA ini bertujuan memenuhi modal inti minimum tahun 2022 sebesar Rp3 triliun. Ketentuan modal inti ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Jika melihat laporan keuangan publikasi per Maret 2022, modal inti (tier I) yang dimiliki BNBA sebesar Rp2,23 triliun, atau naik 51 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp1,48 triliun.
“Selain itu, PMHMETD II juga akan memperkuat struktur permodalan perseroan yang dapat digunakan untuk tambahan modal kerja perseroan guna mendukung perkembangan usaha perseroan dan investasi pada teknologi informasi,” tulis manajemen.
Lebih lanjut, PMHMETD II ini akan memberikan pengaruh kepada pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya sehingga akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan sahamnya.
Meski demikian, belum disebutkan apakah aksi tambah modal ini akan diikuti dengan kedatangan investor baru ataupun komitmen seluruh pemegang saham eksisting melaksanakan haknya. Saat ini pemegang saham BNBA adalah PT Takjub Financial Teknologi (Ajaib Sekuritas) dengan 40 persen, PT Surya Husada Investment (25,45 persen), PT Dana Graha Agung (15,27 persen), PT Budiman Kencana Lestari (10,18 persen) dan masyarakat (9,1 persen).
Selain itu, RUPSLB juga menyetujui pemberian kuasa dengan hak substitusi, baik sebagian maupun seluruhnya kepada direksi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan PMHMETD II.
Di antaranya terkait dengan menentukan kepastian jumlah saham yang dikeluarkan dalam rights issue dan harga pelaksanaannya, menentukan tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas HMETD, serta menentukan kepastian jadwal dari aksi korporasi tersebut.
Dari lantai Bursa Efek Indonesia, harga saham BNBA ditutup Rp2.010 per lembar saham. Capaian ini melemah 3,37 persen secara harian. Sedangkan jika diukur sejak awal tahun saham BNBA sudah longsor 36,79 persen.