Bisnis.com, JAKARTA – Peran aktif perbankan syariah disebut berkontribusi mendongkrak perekonomian Indonesia lewat kinerja pembiayaan dan aset yang tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional sepanjang kuartal II/2022.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 mencapai 5,44 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Terkait pertumbuhan itu, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo menjelaskan hal tersebut ditopang oleh windfall profit komoditas ekspor utama dan mobilitas masyarakat yang kembali seperti sebelum pandemi.
Selain itu, sektor manufaktur secara konsisten tetap ekspansif diikuti segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang kembali bergairah. Kondisi ini menopang peningkatan permintaan yang diiringi naiknya konsumsi dari kelas pekerja.
Imbasnya pertumbuhan kredit industri perbankan nasional melesat ke level 10,66 persen menjadi Rp6.313 triliun pada Juni 2022. Angka ini melampaui estimasi awal di kisaran 6 persen – 8 persen. Pertumbuhan kredit ini juga terjadi di tengah pengetatan likuiditas.
Meski demikian, kata Banjaran, capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal perbankan, yang berada di atas ambang batas, menunjukkan kekuatan stabilitas sektor keuangan.
Baca Juga
“Di tengah geliat perekonomian, perbankan syariah memainkan peran aktif melalui pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang di atas rata-rata industri perbankan nasional. Sampai dengan kuartal II/2022, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah mencapai 14,09 persen yoy di tengah permodalan yang tetap kuat,” pungkasnya, Kamis (25/8/2022).
Dia memaparkan bahwa secara nominal, pembiayaan perbankan syariah mencapai Rp462,34 triliun sampai dengan akhir kuartal II/2022. Adapun pertumbuhan secara kuartal (quarter-to-quarter/qtq) mencapai 6,43 persen dari Rp434,39 triliun pada kuartal I/2022.
Sementara itu, perbankan konvensional pada kuartal II/2022 tumbuh sebesar 10,37 persen yoy menjadi Rp5.851 triliun, sedangkan secara kuartal naik 5,19 persen dari Rp5.562 triliun. Adapun, industri perbankan nasional tumbuh 5,28 persen qtq dari Rp5.997 dari kuartal sebelumnya.
Banjaran menambahkan bahwa dari segi aset, pertumbuhan bank syariah juga lebih besar dari industri perbankan nasional ataupun perbankan konvensional. Aset industri perbankan syariah tercatat tumbuh 14,21 persen yoy menjadi Rp721 triliun pada kuartal II/2022. Sedangkan total aset industri perbankan nasional naik 9,52 persen dan konvensional 9,19 persen.
Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa kinerja pembiayaan BSI juga tumbuh signifikan di sektor konsumer dan diikuti sektor wholesale. “Setali tiga uang, sektor mikro juga menunjukkan perkembangan pesat merespons momentum recovery,” tuturnya.