Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Permata Tbk. (BNLI) sepanjang semester I/2022 mencetak laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,4 triliun atau tumbuh 123,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Utama PermataBank Meliza M. Rusli mengatakan pertumbuhan laba bersih itu berasal dari pendapatan operasional sebesar Rp5,6 triliun atau tumbuh sebesar 13,6 persen yoy. Selain itu, pendapatan bunga bersih naik 6,7 persen yoy.
Menurutnya, capaian kinerja sepanjang semester I/2022 itu merupakan hasil dari usaha perseroan dalam memperkuat inovasi produk dan jasa perbankan digital, memperdalam kemitraan strategis, dan menjadi bagian dari keseharian nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.
“Ke depannya kami akan terus menjaga pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan melalui pertumbuhan kredit sehat serta manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian yang baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (29/8/2022).
Di sisi lain, emiten bank bersandi saham BNLI ini mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 7,9 persen yoy menjadi Rp230 triliun. Adapun penyaluran kredit perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai Rp134,7 triliun atau naik 11,4 persen yoy.
Kenaikan kredit tersebut didorong oleh pertumbuhan di segmen korporasi dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang masing-masing sebesar 14,2 persen dan 19,5 persen.
Peningkatan kredit tersebut diikuti dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross di level 3,1 persen, membaik dibandingkan Desember 2021 sebesar 3,2 persen. Sementara NPL net juga turun dari 0,7 persen pada Desember 2021 menjadi 0,5 persen.
“Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 230 persen atau meningkat dibandingkan 218 persen di periode yang sama tahun lalu. Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset,” tutur Meliza.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh sebesar 10,3 persen yoy terutama dikontribusi dari kenaikan giro sebesar 37,7 persen dan tabungan 11,2 persen. Hal ini sesuai dengan strategi BNLI yang fokus pada pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA).
Sampai dengan Juni 2022, rasio CASA perseroan mengalami peningkatan sebesar 58,7 persen atau lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 yang sebesar 54,0 persen.
“Dengan demikian posisi likuiditas Bank terjaga dengan baik untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih kompetitif dalam jangka panjang,” kata Meliza.