Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,64 triliun pada semester I/2025. Laba bersih Bank Permata tumbuh 7,56% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,52 triliun.
Pertumbuhan laba terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp5,04 triliun, atau naik tipis 0,98% dari Rp4,99 triliun pada semester I/2024.
Pendapatan bunga bruto tercatat sebesar Rp8,58 triliun, naik 3,63% dari sebelumnya Rp8,28 triliun. Sementara itu, beban bunga meningkat 7,6% menjadi Rp3,54 triliun dari Rp3,29 triliun.
Namun, tekanan dari sisi kualitas aset masih membayangi. Bank mencatat beban kerugian penurunan nilai aset keuangan alias impairment loss sebesar Rp1,07 triliun, sedikit naik 2,4% dibandingkan Rp1,04 triliun pada semester I/2024.
Adapun cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangannya Rp11,78 triliun, turun 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp12,59 triliun.
Dari sisi intermediasi, Bank Permata menunjukkan kinerja penyaluran kredit hingga akhir Juni 2025 yang mencapai Rp162,63 triliun, tumbuh sekitar 7,4% secara tahunan dibandingkan posisi Juni 2024 yang sebesar Rp151,38 triliun.
Baca Juga
Seiring dengan tumbuhnya penyaluran kredit, per 30 Juni 2025, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross turun menjadi 2,06%. Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, NPL Bank Permata 2,41%. Penurunan ini menandakan meningkatnya kualitas kredit yang disalurkan.
Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Permata per Juni 2025 tercatat sebesar Rp189,26 triliun, terkontraksi 1,3% dibandingkan posisi Juni 2024 yang sebesar Rp191,76 triliun.
"Di tengah tantangan ekonomi global, kami tetap fokus menjalankan bisnis secara pruden dan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang melalui inovasi, efisiensi operasional, dan sinergi bersama Bangkok Bank," kata Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli dalam keterangan resminya, Rabu (23/7/2025).
Bank Permata juga mencatatkan penurunan rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap aset keuangan dari 4,99% menjadi 4,65%, mengindikasikan berkurangnya tekanan terhadap potensi kerugian kredit.
Dari sisi profitabilitas, Return on Asset (ROA) naik menjadi 1,62% dari sebelumnya 1,59%, sementara Return on Equity (ROE) juga meningkat tipis dari 6,28% menjadi 6,32%.
Sementara Net Interest Margin (NIM) sedikit terkoreksi dari 4,34% menjadi 4,11%, tetapi BNLI mencatatkan penurunan Cost to Income Ratio (CIR) dari 49,64% menjadi 48,51%, serta penurunan rasio BOPO dari 78,74% menjadi 78,25%.
Sementara itu, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 78,23% menjadi 85,61%. Dari sisi permodalan, Bank Permata tetap menjaga rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) pada level 33,50% atau naik dari 32,71%.
Adapun, total aset Bank Permata mencapai Rp264,2 triliun atau meningkat sebesar 2,3% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.