Bisnis.com, JAKARTA - Platform pendanaan bersama (P2P lending) PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) masih optimistis kinerja penyaluran pinjaman di semester II/2022 tetap berada dalam jalur pertumbuhan.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengungkap hal ini dalam konteks menanggapi kondisi menantang yang bakal dirasakan para pelaku UMKM basis peminjam (borrower) Akseleran, terutama akibat lonjakan inflasi dari kenaikan harga BBM dan kenaikan suku bunga acuan.
"Saya optimistis tidak akan terlalu berpengaruh buat kami. Justru dengan terus berlanjutnya pemulihan ekonomi dan potensi growth yang ada, keliatannya pinjaman UMKM masih akan terus bergeliat ke depan," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Minggu (4/9/2022).
Sebagai gambaran, Akseleran sejak berdiri telah merangkul 3.513 borrower, di mana 1.136 di antaranya merupakan borrower aktif. Mayoritas merupakan UMKM di bidang engineering, konstruksi, energi, dan aneka jasa.
Sejalan dengan realisasi penyaluran pinjaman sebesar Rp1,3 triliun pada paruh awal 2022, kemudian mencapai Rp1,75 triliun sepanjang tahun berjalan, Ivan percaya bahwa rata-rata penyaluran bulanan Akseleran masih bisa bertahan di level Rp230 miliar sampai Rp250 miliar.
"Harapannya, kendati tantangan buat UMKM makin besar di paruh akhir tahun ini, disbursement Akseleran masih akan naik terus dengan kisaran 75 persen [year-on-year/yoy] lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu," tambahnya.
Sebagai perbandingan, pada periode 2020 alias ketika pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, realisasi penyaluran pinjaman Akseleran menyentuh Rp960 miliar, kemudian tumbuh mencapai hampir Rp2 triliun sepanjang 2021. Terkini, Akseleran masih membidik mampu menyentuh Rp3,5 triliun.
Sampai saat ini, Akseleran telah menyalurkan Rp5,4 triliun sejak berdiri, dengan outstanding pinjaman tersisa Rp542,6 miliar. Adapun, tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) Akseleran masih bertahan di 99,55 persen.
Ivan menjelaskan ke depan pihaknya masih fokus dengan strategi memperbesar produk invoice financing buat UMKM, dalam rangka menghadapi dinamika perekonomian nasional, sekaligus mitigasi risiko kredit macet yang lebih baik.