Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Neo Commerce (BBYB) Roadshow Tawarkan Saham Baru, Akulaku Ikut?

Saat ini pemegang saham terbesar Bank Neo Commerce (BBYB) adalah pinjol PT Akulaku Silvrr Indonesia (25,66 persen).
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Neo Commerce di Jakarta, Rabu (5/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Neo Commerce di Jakarta, Rabu (5/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. menjalin komunikasi dengan investor baru dan pemegang saham eksisting menjelang penawaran umum perdana. Emiten bersandi BBYB tersebut optimistis saham yang diterbitkan terserap optimal sejalan dengan kinerja positif yang mereka bukukan. 

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan perseroan berencana melakukan penambahan modal dengan menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) VI. 

Sebagai informasi, pada 2021 BNC berhasil dua kali oversubscribed pada HMETD IV dan HMETD V masing-masing 426 juta saham atau setara Rp127,9 miliar pada HMETD IV dan 679 juta saham atau setara Rp882,5 miliar pada HMETD V.

“Menuju pelaksanaan Right Issue, BNC juga rutin melakukan roadshow kepada para investor dan juga stakeholder,” kata Tjandra kepada Bisnis, Kamis (8/9/2022). 

Tjandra mengatakan selama melakukan roadshow banyak investor yang tertarik dengan perkembangan perbankan digital di Indonesia, termasuk tertarik untuk melakukan investasi jangka panjang di Bank Neo Commerce. Tjandra belum memberitahu apakah akan ada investor baru yang masuk, ataupun standby buyer dalam rights issue kali ini. 

Per Juli 2022, PT Akulaku Silvrr Indonesia memiliki porsi 25,66 persen saham di BBYB, Gozco Capital dengan porsi 14,81 persen, Yello Brick Enterprise Ltd 5,17 persen, Rockcore Financial Technology Co.Ltd 6,12 persen, dan publik 48,24 persen. 

BBYB menyampaikan akan melakukan rights issue maksimal sebanyak 5 miliar saham baru dan private placement sebanyak 942,17 juta saham atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Dia mengatakan BBYB membukukan kenaikan aset sebesar 6,26 persen dari Rp14,3 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp15,2 triliun di Juli 2022. Dan bila dibandingkan dengan Aset di akhir Desember 2021 yang sebesar Rp11,3 triliun, maka telah terjadi peningkatan sebesar Rp3,9 triliun atau 34,61 persen.

Di sisi pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII), di bulan Juli 2022 BNC membukukan Rp702,5 miliar atau naik sebesar 28,42 persen jika dibandingkan posisi Juni 2022 yang sebesar Rp547 miliar, dan naik sebesar 122,4 persen jika dibandingkan posisi 31 Desember 2021 yang sebesar Rp315,9 miliar.

Pada semester I/2022 Bank Neo Commerce telah memiliki modal inti Rp2 triliun. Artinya, butuh Rp1 triliun lagi untuk mencapai batas inti minimum Rp3 triliun. Dengan kinerja bagus yang dibukukan, Bank Neo Commerce optimistis target tersebut dapat terpenuhi. 

“Berkaca pada berbagai pencapaian performa BNC yang makin baik dari sisi keuangan dan bisnis tersebut di atas dan juga pelaksanaan kedua HMETD sebelumnya yang berhasil oversubscribed, karenanya BNC optimis right issue mendatang akan terserap optimal,” kata Tjandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper