Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UMKM Mau Ekspansi Bisnis, Simak Tipsnya

UMKM yang berniat melakukan ekspansi bisnis harus mulai menganalisis bagaimana daya beli konsumen ke depan, serta mengumpulkan kas untuk bekal belanja modal.
Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan
Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi perekonomian yang mulai menggeliat sepanjang 2022, bakal menggoda UMKM untuk cepat-cepat menggelar ekspansi bisnis. Namun, apakah rencana perluasan masih relevan di tengah era kenaikan suku bunga acuan dan harga BBM yang semakin mahal?

Perencana Keuangan & Pajak Bisnis dan UMKM dari Finante.id Maychelie Vincent Liyanto menekankan bahwa sebenarnya kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) patut disyukuri, sebab bisa menahan laju inflasi di Tanah Air tak lantas lepas kendali seperti di negara-negara lain.

"Pada dasarnya kenaikan suku bunga acuan merupakan bagian dari langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga BBM nonsubsidi dan volatile food. Jadi ada sisi positif juga buat UMKM," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Sabtu (10/9/2022).

Namun, tentunya kenaikan suku bunga akan membuat biaya pinjaman makin mahal. Oleh sebab itu, UMKM yang punya rencana ekspansi melalui pinjaman bernilai jumbo, harus lebih berhati-hati.

"Pelaku UMKM akan lebih baik untuk bisa menahan keinginannya dalam berekspansi, jika pendanaan yang dibutuhkan terpaksa menggunakan pinjaman bernilai besar. Sembari melihat situasi ekonomi nasional, hal ini juga demi untuk mengantisipasi risiko gagal bayar karena ketidakmampuan arus kas masuk," tambahnya.

Menurut Vincent, UMKM bisa mulai mengumpulkan kas untuk bekal belanja modal (capex), sembari menganalisis bagaimana daya beli konsumen ke depan.

"Pasalnya, saat ini masyarakat akan cenderung melakukan saving dan mengurangi pengeluaran. Maka, perluasan usaha perlu mempertimbangkan daya serap pasar ke depan atas produk atau jasa yang dihasilkan," jelas Vincent.

Apabila pelaku UMKM telah melakukan perhitungan komprehensif atas kebermanfaatan ekspansi, dengan segala risiko dan peluang yang bisa diraih, serta mempertimbangkan seberapa besarnya kebutuhan konsumen atas barang atau jasa, maka ekspansi bisa tetap menjadi opsi yang menguntungkan.

Adapun, seiring munculnya potensi para konsumen mulai menekan belanja, UMKM pun bisa mengumpulkan terlebih dahulu kas untuk bekal ekspansi ke depan, salah satunya lewat instrumen investasi berisiko rendah.

Pasalnya, era kenaikan suku bunga acuan jelas akan mengerek imbal hasil deposito perbankan. Selain itu, kupon surat utang negara (SUN) terbaru pun akan lebih menggoda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper