Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan kenaikan suku bunga penjaminan setelah didahulu kenaikan bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tidak akan terjadi dalam waktu dekat. LPS memperkirakan perbankan baru akan mulai menaikkan bunga deposito terbatas menjelang akhir tahun. Pertimbangannya, saat ini kondisi likuiditas perbankan di Tanah Air masih berlimpah.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) berada di level 24,83 persen. Sementara itu, rasio alat likuid AL/NCD di posisi 117,99 persen, AL/DPK 26,52 persen, dan loan to deposit ratio (LDR) di kisaran 81 persen pada Agustus 2022.
Purbaya memperkirakan perbankan akan mulai menaikkan suku bunga deposito separuh dari penetapan suku bunga LPS, yakni di kisaran 10 – 15 basis poin (bps) menjelang akhir tahun. Sebagaimana diketahui, LPS telah menaikkan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah di bank umum dan BPR sebesar 25 bps dalam Rapat Dewan Komisioner LPS periode September 2022.
Adapun berdasarkan data per September 2022, LPS mencatat deposito rupiah secara Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) I berada di level 2,7 persen. Lalu, KBMI 2 di level 2,34 persen, KBMI 3 di level 2,05 persen, dan KBMI 4 di level 1,88 persen. Sementara itu, apabila dilihat dari tren dalam beberapa minggu terakhir, Purbaya menjelaskan data tersebut belum menunjukkan kenaikan yang terlalu signifikan.
“Jadi walaupun bank sentral sudah menaikkan suku bunga acuan, kalau kita lihat respons dari pasar belum terlalu signifikan,” kata Purbaya dalam Konferensi Pers Tingkat Bunga Penjaminan LPS, Selasa (27/9/2022).
Namun demikian, Purbaya menilai bahwa biasanya perbankan akan lebih responsif terhadap suku bunga penjaminan LPS. Artinya, dengan LPS mengerek TBP simpanan sebesar 25 bps, maka perbankan perlahan akan ikut menaikkan suku bunga deposito.
Baca Juga
“[Suku bunga deposito] KBMI I dari 2,70 persen mungkin naik sampai 2,80 persen – 2,90 persen. Deposito akan naik, tapi saya pikir akan terbatas karena kondisi likuiditas perbankan yang masih cukup baik,” ujarnya.
Merujuk pada data Agustus – September 2022, Purbaya menyampaikan suku bunga simpanan rupiah naik sebesar 11 bps dengan rata-rata menjadi 2,47 persen. Kenaikan ini sejalan dengan sinyal kebijakan moneter bank sentral yang akan mengetatkan kebijakan moneter sedikit.
“Tapi saya lihat dampaknya ke ekonomi secara keseluruhan tidak akan terlalu negatif dan naiknya nggak banyak,” imbuhnya.
Untuk deposito, kenaikan suku bunga simpanan terjadi di seluruh lapisan bank dan paling besar terjadi di KBMI 4. Namun, dia melihat kenaikannya relatif terbatas.
“Naik tapi masih amat terkendali dan itu kelihatannya sejalan dengan sinyal kebijakan pengetatan sedikit dari bank sentral kita,” pungkasnya.