Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mendorong agar bank syariah mampu memenuhi target Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) atau rasio pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebesar 30 persen hingga 2024.
RPIM merupakan rasio yang menggambarkan porsi pembiayaan dana yang diberikan bank, salah satunya untuk UMKM. Kewajiban pemenuhan RPIM dilakukan secara bertahap dan paling sedikit sebesar 30 persen pada 2024.
Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Ita Rulina mengatakan, secara rata-rata target 20 persen pembiayaan UMKM dari bank syariah pada 2022 sudah tercapai.
“Namun, kami mengingatkan kembali agar 2024 perbankan bisa mengejar target RPIM 30 persen. Ini untuk semuanya, masih punya waktu untuk kejar,” ujarnya dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang digagas oleh Bank Indonesia pada Kamis (6/10/2022).
Ia menekankan agar bank syariah tidak melupakan sektor UMKM dalam mengucurkan pembiayaan. “Bank syariah dulu rasio pembiayaannya banyak untuk korporasi, sekarang deal-nya harusnya ke UMKM,” ujar Ita.
Apalagi potensi UMKM cukup besar. Ada sekitar 64 juta UMKM di Indonesia yang mempunyai kontribusi 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.
Dirut Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo mengatakan, saat ini RPIM di perusahaan hampir mencapai 20 persen. Ia optimis Bank Mega Syariah mampu mencapai target 30 persen RPIM pada 2024.
Salah produk yang digunakan Bank Mega Syariah untuk menyalurkan pembiayaan ke UMKM adalah merilis sukuk.
“Kami tetap konsisten bantu UMKM melalui banyak channel, bisa direct atau kerja sama pembiayaan,” ungkapnya.
Direktur Bisnis BJB Syariah Koko Tjatur Rachmadi mengatakan, rasio pinjaman untuk UMKM dari BJB Syariah sudah mencapai target yakni 23 persen pada 2022. Ia juga mengaku optimis target RPIM 30 persen pada 2024 tercapai.
“Kami terus memperbesar porsi bagi UMKM, strateginya kami akan masuk ke grass root customer sesuai target market,” katanya.