Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penekanan OJK - Pengusaha Saat Bahas Penetrasi Asuransi di Indonesia Rendezvous ke-26

IKN merupakan peluang bagi perusahaan asuransi baik dalam smart city maupun dalam proyek pembangunan maupun pengapalan [material].
Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (IKNB OJK) Ogi Prastomiyono di Bali, Kamis (13/10/2022)./Bisnis-Anggara Pernando.
Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (IKNB OJK) Ogi Prastomiyono di Bali, Kamis (13/10/2022)./Bisnis-Anggara Pernando.

Bisnis.com, BADUNG - Industri asuransi harus menyelesaikan tiga permasalahan utama untuk dapat tumbuh dan berperan lebih besar dalam ekonomi Indonesia.

Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan terdapat tiga tantangan yang harus diselesaikan untuk meningkatkan penetrasi di Indonesia. Saat ini tingkat penetrasi atau jumlah tertanggung asuransi langsung berbanding jumlah penduduk pada 2021 berada di level 3,18 persen.

Jauh tertinggal dibandingkan Taiwan (20.1 persen), Afrika Selatan (14,27 persen), ataupun Korea Selatan (11,84 persen). Kontribusi asuransi di Tanah Air berada pada level 5,8 persen. Tertinggal dibandingkan negara berkembang lainnya yang mencapai 20 persen.  

Atas kondisi ini, Arsjad mencatat permasalahan pertama yang dihadapi industri asuransi yakni rendahnya literasi finansial akan asuransi. 

Berdasar survei OJK, literasi keuangan masyarakat berada pada level 38,03 persen, akan tetapi literasi akan produk asuransi hanya berada pada tingkat 19,4 persen. Tantangan industri Indonesia selanjutnya yakni terbatasnya ragam produk yang ditawarkan. Arsyad yang juga Direktur Utama PT Indika Energy Tbk. (INDY) itu menilai saat ini produk bagi kelompok menengah maupun berpenghasilan rendah sangat terbatas termasuk cara distribusinya yang masih konvensional. 

Padahal, saat ini ekonomi Indonesia sebagian besar berasal dari kelompok ekonomi ini. Menurutnya, pemasaran melalui saluran digital akan mempercepat penetrasi asuransi secara luas.  

Persoalan ketiga dalam industri asuransi yakni kepercayaan masyarakat. Sejumlah kasus gagal bayar hingga korupsi yang melibatkan perusahaan asuransi membuat kepercayaan akan produk asuransi ikut surut. 

"Sehingga literacy dan peningkatan trust menjadi kunci peningkatan inklusi," kata Arsjad dalam pembukaan Indonesia Rendezvous ke-26 di Badung, Bali, Kamis (13/10). 

Arsjad yang terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Kadin 2021-2026 itu menyebutkan, sebagai asosiasi yang menaungi dunia usaha di Tanah Air pihaknya juga turut serta memperluas penetrasi asuransi.

Sedikitnya, terdapat empat langkah yang dilakukan pihaknya untuk meningkatkan kepercayaan ini. Langkah itu yakni pertama peningkatan literasi keuangan ke tengah masyarakat. Menurutnya, demokratisasi pengetahuan untuk produk keuangan menjadi sangat penting. 

Sedangkan untuk peran kedua, pihaknya terus menyosialisasikan kepada kalangan pelaku usaha anggota Kadin terutama dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna menyertakan asuransi atas aset ataupun pekerjaan yang tengah dijalankan. Peran ketiga, dalam pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan, Kadin terus mendorong perusahaan asuransi menjadi pendukung pembangunan. 

"IKN merupakan peluang bagi perusahaan asuransi baik dalam smart city maupun dalam proyek pembangunan maupun pengapalan [material]," katanya lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Selanjutnya
Kebijakan OJK
Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper