Bisnis.com, JAKARTA – Platform pendanaan digital berbasis teknologi (tekfin) alias pinjaman online (pinjol) Modalku menyatakan memiliki tingkat kredit macet atau non-performing loan (NPL) di bawah tingkat NPL industri jasa keuangan.
Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menuturkan bahwa tingkat kredit macet Modalku saat ini masih cukup stabil, atau berada di bawah tingkat NPL ideal di industri sektor jasa keuangan.
“Saat ini, kami belum bisa menginformasikan industri yang mendominasi kredit macet. Namun, untuk mempertahankan kualitas pendanaan, kami menerapkan prinsip responsible lending,” ujar Reynold kepada Bisnis, Selasa (8/11/2022).
Mengutip laman resmi Modalku pada Selasa (8/11/2022), TKB90 perusahaan berada di angka 92,98 persen. Sedangkan total TKB mencapai 97,11 persen. Selanjutnya Modalku mencatat total pendanaan crowdfunding mencapai Rp40,96 triliun dengan 5,12 juta jumlah pinjaman, serta tingkat kesuksesan crowdfunding mencapai 100 persen.
Untuk diketahui, TKB90 merupakan ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara platform pinjol memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai dengan 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.
Reynold menjelaskan Modalku melakukan penilaian terhadap segmen usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM penerima dana serta kemampuan finansial untuk melunasi pendanaan.
Baca Juga
“Karena kami juga memiliki tanggung jawab kepada pemberi pendana yang meminjamkan dananya melalui Modalku,” imbuhnya.
Reynold menyampaikan bahwa hingga saat ini, persentase TKB90 Modalku terbilang masih cukup stabil. Umumnya, kata Reynold, masyarakat melihat tingkat gagal bayar setara dengan tingkat keberhasilan bayar 90 hari atau TKB90.
Namun kenyataannya, Reynold menuturkan bahwa setelah 90 hari, tidak menutup kemungkinan terjadi perbaikan pada pinjaman tersebut. Oleh karena itu, TKB90 tidak dapat dijadikan indikator aktual, namun hanya sebagai indikasi default awal.
“Modalku akan selalu menjaga rasio TKB90 dengan menerapkan pembiayaan yang terukur dari sisi opportunity dan mitigasi risiko,” ujarnya.