Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kartu Kredit Alami Kontraksi, Bisnis Paylater Malah Ngebut!

Bank Indonesia mencatat penggunaan kartu kredit bulan Oktober 2022 melambat. Bagaimana dengan paylater?
Ilustrasi konsumen melakukan transaksi menggunakan kartu kredit/Freepik
Ilustrasi konsumen melakukan transaksi menggunakan kartu kredit/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan penurunan penggunaan kartu kredit pada Oktober 2022 yang turun 2 persen dibanding bulan lalu (month-to-month/mtm). 

Dalam laporan statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP), transaksi kartu kredit pada September turun Rp27,8 triliun dari Rp28,3 triliun pada bulan lalu.

Lantas, bagaimana dengan penggunaan layanan bayar kemudian atau pay later? PT Perfindo Biro Kredit (IdScore) melaporkan penggunaan fitur pay later besutan financial technology atau fintech tumbuh subur hingga Agustus 2022.

Pada laporan pertumbuhan buy now pay later (BNPL), total pinjaman kredit naik 98,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 3,1 triliun.

Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit pay ater bahkan menyaingi pinjaman baru pada kartu kredit.

"Pada periode yang sama, total pinjaman kredit baru pada produk paylater tumbuh sebesar Rp300 miliar atau tumbuh 3 kali lebih tinggi dibandingkan pinjaman baru pada produk kartu kredit," jelasnya dikutip pada Selasa (22/11/2022).

Sedangkan jika dilihat dari total fasilitas yang dibukukan pada periode yang sama, pay later mencatat 6,2 kali lebih tinggi dibandingkan produk kartu kredit.

Lebih lanjut, Direktur Eksekutif AKKI Steve Martha menerangkan bahwa penurunan penggunaan kartu kredit pada bulan Oktober 2022 disebabkan oleh sifat transaksi kartu kredit yang "musiman".

"Penggunaan kartu kredit dahulu dan sekarang sangat berkaitan dengan seasonal. Biasanya, di bulan Oktober dan November memang transaksi mengalami penurunan. Namun, transaksi akan naik kembali pada akhir tahun," papar Steve.

Namun, Steve tak memungkiri irisan pasar kartu kredit dan pay later mungkin saja menjadi penyebab penurunan kartu kredit.

Untuk sementara ini, lanjutnya, mungkin perkembangan pay later belum menjadi penyebab langsung penurunan transaksi kartu kredit.

"Tetapi, perkembangan paylater tetap akan kami amati," terang Steve.

Untuk diketahui, meskipun transaksi kartu kredit tercatat turun pada bulan Oktober 2022, sepanjang tahun berjalan (year on year/yoy) transaksi kartu kredit masih tumbuh 36 persen dari Rp20.4 triliun pada September 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper