Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Zurich Terima Asuransi Mobil Listrik

Sejumlah perusahaan non bank mulai memasuki EV, salah satunya Zurich yang saat ini sudah memiliki 80 unit EV yang diasuransikan
Ilustrasi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana menaiki mobil listrik menuju KITB, Batang, Jateng, Rabu (08/06/2022). (Foto: BPMI Setpres - Laily Rachev)
Ilustrasi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana menaiki mobil listrik menuju KITB, Batang, Jateng, Rabu (08/06/2022). (Foto: BPMI Setpres - Laily Rachev)

Bisnis.com, JAKARTA — PT Zurich Asuransi Indonesia menilai peluang kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di Indonesia masih sangat besar. Adapun perusahaan sejauh ini sudah memiliki lebih dari 80 unit EV yang di asuransikan.

Presiden Direktur Zurich Asuransi Indonesia Edhi Tjahja mengatakan, Zurich sudah mulai menjajaki EV, di mana saat ini sudah memiliki sekitar lebih dari 80 unit kendaraan listrik yang ini. Ke depannya, perusahaan masih akan mendorong pertumbuhan kendaraan listrik melalui proteksi asuransi.

“Kami akan terus membantu mendorong industri EV. Kami punya subject matters expert dan kita average. Ke depan kami yakni bahwa EV ini akan tumbuh lebih cepat,” ujar Edhi dalam konferensi pers, Rabu (30/11/2022).

Di sisi lain, berdasarkan catatan Bisnis, PT Adira Dinamika Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance tengah mempelajari pembiayaan untuk kendaraan listrik, mengingat tren kendaraan listrik saat ini tengah mengalami pertumbuhan dan sudah mulai digunakan oleh sebagian masyarakat.

Presiden Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, Adira Finance saat ini baru memulai mempelajari untuk membiayai kendaraan listrik. Karena ada beberapa karakter kendaraan listrik berbeda dengan kendaraan konvensional atau yang berbasis BBM, seperti part yang lebih sedikit dan 40-50 persen harga kendaraan listrik itu adalah dari baterai.

“Hal lainnya yang belum kita ketahui adalah perilaku unik nasabah di Indonesia. Masyarakat kita itu kalau membeli kendaraan pasti memikirkan banyak hal, salah satunya harga jual setelah kendaraan tersebut tidak dipakai, sementara di luar negeri langsung dibuang. Penting sekali kami mengetahui harga secondary dari produk tersebut,” ujar Made.

Dia menambahkan, tren kendaraan listrik pada tahun depan masih akan terus tumbuh. Jika melihat negara Eropa, pada tahun 2035 sudah tidak boleh memproduksi kendaraan berbasis BBM. Dengan demikian, saat ini dunia sedang mengalami transisi, di mana dalam periode ini mereka akan mengganti semua infrastrukturnya untuk kendaraan listrik.

“Saya melihat Indonesia juga akan mengarah kesana, cuman perlu diingat, karakteristik konsumen di Indonesia sangat berbeda. Kita juga harus memperhatikan adopsi nya di dalam negeri ini akan secepat apa. Tren ini tidak bisa dihindari, Adira Finance harus memanfaatkan tren ini,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper