Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Ganesha Tbk. umumkan tak ada pembeli siaga pada aksi korporasi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih daulu (PMHMETD II) yang akan efektif diperdagangkan pada periode 14 hingga 20 Desember 2022.
Bahkan, PT Equity Development Investment Tbk. selaku pemegang saham utama dengan kepemilikan sebesar 50,61 persen dilaporkan tidak akan melaksanakan seluruh hak HMETD dan tidak akan mengalihkannya pada pihak manapun. Lantas, siapakah yang akan menyerap?
Ditengah risiko aksi korporasi tak mencapai target, Bank Ganesha menjelaskan bakal mengalokasikan sisa saham HMETD yang tidak terserap kepada para pemegang HMETD yang akan mengajukan pesanan saham tambahan.
"Dengan demikian, bilamana terdapat sisa saham dalam PMHMETD II ini, maka akan dialokasikan kepada pemegang HMETD yang mengajukan pesanan saham tambahan," jelas manajemen Bank Ganesha dalam keterangan tertulis pada Kamis (1/12/2022).
Apabila nantinya masih terdapat sisa saham, manajemen melanjutkan, maka saham tersebut tidak akan dikeluarkan dari portepel.
Disamping itu, manajemen mengaskan potensi dilusi kepemilikan mencapai 31,29 persen apabila pemegang saham tidak menyerap HMETD sebagaimana hak nya.
Baca Juga
Besarnya delusi persentase kepemilikan sejalan dengan banyaknya jumlah saham yang bakal dikeluarkan BGTG yakni sebanyak-banyaknya 7,5 miliar saham.
"Jumlah saham ditawarkan dalam PMHMETD sebanyak-banyaknya 7.500.000.000 atau 7,5 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp100 per saham," jelas Bank Ganesha dalam prospektus yang dikeluarkan, dikutip pada Kamis (1/12/2022).
Adapun, harga pelaksanaan BGTG telah ditetapkan di level Rp120 per saham. Dengan demikian, nilai emisi yang diproyeksi bakal diserap perseroan berjumlah Rp900 miliar rupiah.