Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) telah memenuhi aturan modal inti minimum Rp3 triliun pada 2022. Hal ini diraih setelah aksi penambahan modal melalui skema rights issue perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed.
Kelebihan permintaan tersebut terjadi untuk ketiga kali berturut-turut, setelah pelaksanaan rights issue pada Juni 2021 dan Desember 2021. Dalam aksi korporasi kali ini, perseroan menawarkan 2,61 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp650 per saham.
Aksi korporasi itu membuat perseroan meraih dana segar dari rights issue sebesar Rp1,7 triliun, dan memosisikan modal inti dari emiten berkode saham BBYB ini sudah melebihi Rp3 triliun. Pada kuartal III/2022, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp2,25 triliun.
Head of Secretary Bank Neo Commerce atau BNC Agnes F. Triliana mengatakan kelebihan permintaan ini mencerminkan tingginya animo investor terhadap perseroan. Dia juga menilai hal tersebut menunjukkan masyarakat semakin percaya terhadap kinerja BBYB.
“Gelaran right issue yang baru saja BNC lakukan berjalan dengan lancar dan mendapatkan antusiasme yang besar dari pasar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (7/12/2022).
Selama periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada 23–30 November 2022 dan pemesanan akhir saham tambahan, tercatat HMETD terserap habis dan oversubscribed mencapai 1,16 miliar lembar saham atau setara dengan Rp756 miliar.
Baca Juga
Adapun setelah pelaksanaan rights issue, proporsi kepemilikan saham Bank Neo Commerce masih digenggam oleh Akulaku Silvrr Indonesia sebesar 25,66 persen saham, diikuti Gozco Capital sebesar 12,4 persen saham, dan Rockcore Financial 6,12 persen.
Agnes menyampaikan seluruh dana yang diperoleh dari PMHMETD VI akan digunakan perseroan untuk memperkuat modal inti, sekaligus sebagai modal kerja pengembangan usaha.
Selain itu, lanjutnya, momentum tersebut diklaim akan memacu perseroan untuk memberikan pengalaman baru perbankan digital secara inovatif. Hal ini juga diharapkan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi masyarakat.
“Dukungan konsisten yang BNC terima dari berbagai stakeholders dalam beberapa tahun terakhir membuat BNC tumbuh cepat dengan menghasilkan berbagai kinerja positif yang diapresiasi pasar,” kata Agnes.
Pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (7/12/2022), saham BBYB terkoreksi 4,20 persen menuju level Rp685 per saham. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan atau year-to-date, saham perseroan merosot 68,86 persen.