Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) optimistis tetap akan mencatatkan pertumbuhan pada tahun depan di tengah bayang-bayang resesi global. BNI akan melanjutkan transformasi bisnis dan berfokus pada tiga segmen untuk mengejar pertumbuhan pada 2023.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan perseroan telah melakukan transformasi sejak 2 tahun lalu untuk menjadi bank yang lebih kompetitif. Sebagai contoh, di bidang teknologi, BNI gencar memacu digitalisasi yang berdampak pada produk dan ongkos operasional yang lebih ringan.
BNI juga berkomitmen untuk berinvestasi cukup besar di bidang IT pada tahun depan, khususnya untuk keamanan siber. \Royke juga mengatakan pada 2021, perseroan telah menambah modal sehingga memiliki ‘amunisi’ yang cukup untuk menghadapi bayang-bayang ketidakpastian global pada tahun depan.
“Secara fundamental bottom line kami cukup bagus, dan kami melihat banyak kesempatan yang mungkin bisa kami ambil di dalam situasi seperti ini. Orang melihat itu sebagai tantangan, namun melalui kacamata kami, ada peluang yang bisa kami ambil di tengah situasi itu,” kata Royke dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2023, Kamis (15/12/2023).
Royke menuturkan selain kemampuan dalam mengontrol ongkos operasional, bagi perbankan yang terpenting di tengah kondisi yang sulit, adalah likuiditas.
Selama BNI dapat mengatur likuiditas yang dimiliki dengan baik, Royke optimistis BNI dapat tumbuh baik dari sisi organik maupun anorganik.
Baca Juga
Dia juga menuturkan pada 2023, BNI akan memfokuskan pengembangan bisnis pada tiga segmen yaitu konsumer, korporasi dan UMKM yang berorientasi kepada ekspor.
“Kenapa UMKM ekspor? karena BNI memiliki jaringan yang cukup banyak di luar. Jadi ini mendukung UMKM untuk go global, membantu dalam perizinan dan menata agar mereka bisa ekspor,” kata Royke.
Sekadar informasi, saat ini BNI telah memiliki beberapa cabang yang tersebar di kota-kota yang menjadi pusat keuangan dunia, seperti Hong Kong, Singapura, New York (AS), London (Inggris), Tokyo (Jepang), Seoul (Korsel), Amsterdam (Belanda).
Melalui jaringan-jaringan tersebut, UMKM dalam negeri berpeluang terhubung dengan pasar luar negeri, yang membuat UMKM tumbuh lebih tinggi.