Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MUFG Investasi di Akulaku, Saham BDMN dan BBYB Kompak Merah

MUFG merupakan pemegang saham pengendali Bank Danamon (BDMN), sedangkan Akulaku menggenggam 26,43 persen saham Bank Neo Commerce (BBYB).
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) dan PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) kompak masuk zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (27/12/2022).

Penurunan harga saham kedua emiten bank itu terjadi setelah Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) resmi mengumumkan investasi senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,1 triliun di perusahaan teknologi finansial Akulaku Inc, Senin (26/12/2022).

Sebagaimana diketahui, MUFG merupakan pemegang saham pengendali Bank Danamon. Per 30 November 2022, perusahaan tercatat menguasai 92,47 persen saham BDMN dengan jumlah yang digenggam mencapai 9,04 miliar.

Sementara itu, Akulaku merupakan shareholders Bank Neo Commerce dengan kepemilikan 26,43 persen saham. Investasi MUFG ke Akulaku akan menempatkan kepemilikan tidak langsung MUFG atas BBYB sebesar 3,5 persen.

Pada perdagangan hari ini, saham BDMN mengalami koreksi tipis sebesar 0,36 persen menuju level Rp2.790 per unit saham. Total saham yang diperdagangkan mencapai sekitar 928.200 saham dengan nilai turnover Rp2,6 miliar.

Adapun, saham BBYB juga mengalami penurunan 0,76 persen ke posisi Rp650 per saham. Volume share saham mencapai 36,2 juta dengan nilai turnover sebesar Rp23,9 miliar.

Terkait investasi MUFG ke Akulaku, manajemen MUFG menyampaikan bahwa investasi tersebut akan berkontribusi penuh pada fokus perusahaan dalam memenuhi kebutuhan keuangan di Indonesia, serta negara Asia lainnya.

“Bagi MUFG, yang menganggap Asia sebagai pasar rumah kedua, Indonesia sangat penting karena memiliki PDB terbesar di Asia Tenggara dan diharapkan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi di masa mendatang,” tulis keterangan resmi MUFG.

MUFG Bank melihat bahwa tingkat penetrasi layanan keuangan di Indonesia masih sangat rendah. Seiring dengan hal itu, layanan keuangan digital berbasis fintech yang memanfaatkan data dan teknologi kecerdasan artifisial (AI) semakin marak.

Oleh sebab itu, manajemen MUFG menyatakan investasi baru di Akulaku tersebut akan menyediakan sejumlah layanan keuangan seperti Buy Now Pay Later dan pinjaman tunai.

“MUFG selanjutnya akan berkontribusi pada pertumbuhan Asia dengan memanfaatkan digitalisasi untuk memperkuat platform perbankan komersial dari bank mitranya di Asia Tenggara sambil memenuhi kebutuhan keuangan yang berkembang di kawasan ini.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper