Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Treaty Leader Reasuransi jadi Buruan, Dirut Maipark Beberkan Penyebabnya

Reasuransi Maipark memandang supply and demand reasuransi dalam kondisi hard market, perusahaan akan memilih produk yang mematuhi GCG.
Logo Reasuransi Maipark./Istimewa
Logo Reasuransi Maipark./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kesediaan perusahaan reasuransi menjadi leader treaty di Indonesia disinyalir tengah mengalami penurunan seiring dengan kondisi pasar yang tidak menentu. Sejumlah profesional Re menyebut tengah terjadi hard market, di mana supply kapasitas reasuransi terbatas. 

Direktur Utama PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) Kocu Andre Hutagulung mengatakan peran leader treaty lebih untuk membangun kepercayaan pada anggota panel. Leader yang baik memiliki reputasi mampu membuat terms & conditions (TCs), struktur dan semua elemen finansial treaty yang seimbang antara keuntungan reasuransi dan proteksi yang dibutuhkan perusahaan asuransi.

“Indonesia Professional Reinsurer (IPR) telah berpengalaman selama puluhan tahun menjadi leader treaty. IPR dan perusahaan asuransi sangat mengerti elemen-elemen treaty yang baik. Namun apakah treaty yang bersangkutan memenuhi kaidah treaty tersebut, ini pertanyaan yang berbeda,” ujar Kocu kepada Bisnis mengenai kesulitan sejumlah pelaku usaha menemukan leader treaty, Jumat (30/12/2022).

Treaty adalah perjanjian tertulis antara perusahaan asuransi dengan perusahaan reasuransi tentang pembagian risiko. Treaty umumnya dibuat untuk suatu portfolio bisnis tertentu selama periode tertentu atau tahunan. Dampaknya, setiap perusahaan asuransi melakukan penutupan polis ke nasabah, maka perusahaan reasuransi akan menanggung sebagian risiko sesuai yang diperjanjikan secara otomatis. Demikian juga dengan premi yang diterima. 

Kocu menyampaikan terpenuhi nya kaidah treaty sangat tergantung pada supply dan demand yang dibentuk oleh kompetisi antara perusahaan reasuransi sendiri. Keseimbangan supply dan demand ini yang dikenal dengan siklus hard dan soft market. “Hari ini sedang hard market, di mana supply kapasitas reasuransi terbatas,” ujar Kocu.

Kocu menambahkan terdapat ukuran-ukuran standar untuk mendapatkan treaty yang baik. Namun yang terpenting adalah treaty balance. Ini adalah keseimbangan antara premi yang diterima reasuransi dengan limit treaty yang diberikan, dan juga mencerminkan seberapa cepat pihak reasuransi akan memperoleh recovery setelah 1 tahun yang buruk.

“Semakin baik balance yang dimiliki sebuah treaty, semakin ingin perusahaan reasuransi untuk terlibat lebih banyak pada program tersebut. Saya yakin sepanjang struktur dan TCs sepakat maka IPR akan bersedia menjadi Leader,” ujar Kocu.

Reasuransi Maipark Indonesia saat ini merupakan perusahaan yang fokus pada kapasitas reasuransi bencana. Adapun saat ini perusahaan berperan sebagai following company.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper