Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) masih mencatatkan kerugian yang membengkak setidaknya hingga September 2022. Padahal, Bank KB Bukopin menargetkan laba pada 2024 melalui sejumlah cara.
Setelah menggelar paparan publik (public expose) tahunan pada pekan lalu, manajemen BBKP menjelaskan sejumlah strategi kombinasi perseroan dalam meraup laba. Bank KB Bukopin misalnya akan berekspansi memperluas pinjaman baru yang berkualitas dan mempercepat penyelesaian kredit macet.
“Kami juga menjalankan efisiensi biaya, meningkatkan pendapatan melalui produk eksisting dan baru, baik produk kredit maupun fee based income, sehingga harapannya pada 2024 bisa membukukan laba,” jelas manajemen BBKP dalam keterangan tertulisnya dikutip Kamis (5/1/2023).
Sebagaimana diketahui, Bank KB Bukopin masih mencatatkan pembengkakan kerugian konsolidasi 629,38 persen secara tahunan (year on year/yoy) per kuartal III/2022.
Rugi bersih yang membengkak ini didorong oleh adanya impairment aset atau penurunan nilai aset keuangan yang mencapai Rp2,78 triliun per kuartal III/2022.
BBKP juga mencatatkan penurunan penyaluran kredit dari Rp57,93 triliun per kuartal III/2021 menjadi Rp51,82 triliun per kuartal III/2022. Penyaluran kredit Bank KB Bukopin tidak ekspansif sejalan dengan upaya perbaikan kredit macet (nonperforming loan/NPL).
Sampai dengan kuartal III/2022, perseroan mencatatkan penurunan NPL nett dari 4,94 persen per September 2021 menjadi 4,84 persen per September 2022. Meski begitu, NPL gross perseroan tercatat meningkat dari 8,15 persen per kuartal III/2021 menjadi 8,63 persen per kuartal III/2022.
Deputy President Director KB Bukopin Robby Mondong mengatakan bahwa perseroan memang berupaya mencapai status bank bersih. BBKP pun terus membersihkan kredit bermasalah yang saat ini masih menghantui perusahaan.
“Kami berencana membersihkan sekitar Rp10 triliun [kredit macet], bisa melalui bulk sales atau penerbitan obligasi syariah atau sukuk,” ujar Robby dalam paparan publik beberapa waktu lalu.
Upaya membersihkan kredit macet perseroan ditempuh dengan menjual seluruh atau sebagian barang perusahaan milik debitur atau bulk sales melalui likuiditas tertentu atau obligasi syariah (sukuk).
Dalam aksi bersih-bersih kredit macet ini, perseroan juga telah menggandeng PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk mengelola aset berkualitas rendah senilai Rp1,3 triliun melalui skema asset swap.
Selain itu, BBKP akan merencanakan membangun sistem manajemen hari tunggakan day past due (DPD) secara sistematis sebagai strategi lanjutan untuk memperbaiki kualitas kredit.
Sekadar informasi, Bank KB Bukopin saat ini dimiliki oleh KB Kookmin Bank Ltd dari Korea Selatan. Sampai dengan kuartal III/2022, komposisi pemegang saham Bukopin dipegang oleh Kookmin Bank dengan kepemilikan 67 persen saham, diikuti oleh PPA sebesar 1,53 persen, dan publik menggenggam 31,47 persen saham.
KB Kookmin Bank masuk pertama kali sebagai pemegang saham Bukopin pada 2018 dengan mengakuisisi 22 persen saham. Berselang setahun kemudian, Kookmin Bank resmi menjadi pemegang saham pengendali atau PSP dengan kepemilikan sebesar 67 persen.
Semenjak menjadi PSP, Kookmin, disebut memulai transformasi bisnis dan operasional di tubuh Bukopin secara komprehensif. KB Kookmin Bank telah menyuntikkan modal kepada BBKP sebesar Rp12,4 triliun sejak masuk sebagai pemegang saham perseroan pada 2018 silam.