Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cashlez (CASH) Cari Modal Lewat Private Placement 143,11 Juta Saham

Emiten teknologi finansial bidang pembayaran digital Cashlez Worldwide Indonesia (CASH) menyiapkan skema tambah modal melalui private placement.
Logo Cashlez. /cashlez.com
Logo Cashlez. /cashlez.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten teknologi finansial bidang pembayaran digital (payment gateway) dan solusi digitalisasi UMKM, PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. (CASH) berencana untuk melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diterbitkan pada Senin (30/1/2023), emiten yang berdiri sejak 2015 silam itu akan melaksanakan private placement dengan jumlah maksimal 143.112.551 saham (143,11 juta saham).

Nantinya, saham tersebut akan dijual dengan nilai nominal sebesar Rp12 per saham atau setara dengan 10 persen dari jumlah modal ditempatkan disetor perusahaan. Dengan demikian, Cashlez akan mengantongi Rp1,7 miliar dari aksi ini.

Manajemen CASH menjelaskan bahwa penambahan modal tersebut hanya dapat dilakukan setelah Cashlez mengantongi persetujuan dari para pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham (RUPS), sesuai dengan ketentuan Pasal 8A Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 Tahun 2019.

“Rencana transaksi ini membutuhkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa [RUPSLB] yang akan diselenggarakan pada Rabu, 8 Maret 2023,” demikian yang dikutip dari keterbukaan informasi pada Rabu (1/2/2023).

Selanjutnya, emiten bersandi saham CASH akan menawarkan kepada calon pemodal dengan syarat-syarat dan harga yang sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, namun tidak terbatas pada ketentuan di bidang pasar modal.

Adapun, rencana private placement ini dilakukan untuk memperkuat, mengembangkan, dan mendorong pertumbuhan usaha Cashlez. Selain itu, juga untuk mewujudkan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan pembayaran terkemuka di Indonesia, sehubungan dengan perkembangan teknologi digitalisasi pembayaran ke arah online.

Lebih lanjut, manajemen menyatakan aksi tersebut juga dilakukan untuk memperkuat lini bisnis, terutama dalam pengembangan sistem pembayaran yang menggunakan QRIS untuk mendukung UMKM Indonesia sebagai upaya perusahaan untuk menyelaraskan program transformasi digital pemerintah terhadap para pelaku UMKM yang belum masuk dalam ekosistem digital.

“Dalam rangka melaksanakan program-program strategis tersebut, Cashlez membutuhkan tambahan pendanaan dalam memperkuat struktur permodalan dan keuangan dalam mewujudkan visi perusahaan ke depan. Oleh karena itu, Cashlez berencana untuk melakukan PMTHMETD sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelasnya.

Secara rinci, Cashlez menjelaskan setidaknya ada dua rencana penggunaan dana dari hasil penambahan modal ini, yaitu perusahaan akan menggunakan dana tersebut untuk modal kerja dalam rangka pengembangan bisnis dan belanja modal perusahaan dalam rangka pengembangan bisnis untuk penambahan fitur produk dan perluasan cakupan pasar produk Cashlez.

“Penambahan modal ini akan dilaksanakan secara bertahap atau sekaligus dalam jangka waktu dua tahun terhitung, terhitung sejak tanggal persetujuan RUPSLB,” tambahnya.

Adapun terkait calon pemodal, manajemen menyampaikan bahwa saat ini Cashlez masih dalam tahap penjajakan terhadap beberapa calon pemodal yang akan ikut dalam aksi ini. Namun demikian, aksi penambahan modal ini tidak akan mengubah susunan pemegang saham pengendali (PSP) Cashlez.

Mengutip laporan kepemilikan perusahaan, sampai dengan 31 Desember 2022, pemegang saham Cashlez terdiri dari Hasim Sutiono (19,25 persen), Andri Wijono Sutiono (19,20 persen), PT Mandiri Capital Indonesia (8,23 persen), dan Tee Teddy Setiawan (7,88 persen). Sisanya, masyarakat dengan kepemilikan kurang dari 5 persen menggenggam 45,44 persen.

Selanjutnya, komposisi pemegang saham Cashlez akan mengalami perubahan usai perusahaan melaksanakan private placement. Rinciannya, Hasim Sutiono (17,50 persen), Andri Wijono Sutiono (17,46 persen), PT Mandiri Capital Indonesia (7,48 persen), dan Tee Teddy Setiawan (7,16 persen). Kemudian, masyarakat dengan kepemilikan kurang dari 5 persen akan menggenggam 41,31 persen saham dan calon pemodal akan merengkuh 9,09 persen saham CASH.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper