Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI memproyeksikan total pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp60 triliun pada 2023, tumbuh 17 persen dibandingkan dengan 2022.
Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan dalam mengejar pertumbuhan tersebut perusahaan akan membidik industri yang bergerak di bidang ekoefisiensi.
Ekoefisiensi adalah kegiatan perindustrian yang dilakukan dengan meminimalkan risiko yang mungkin timbul atau meminimalkan kemungkinan rusaknya lingkungan karena kegiatan ini.
“Pada rencana aksi keuangan berkelanjutan sudah ada sektor-sektornya. Kami paling banyak fokusnya ke ekoefisien,” kata Tribuana kepada Bisnis, Kamis (2/2/2023).
Sepanjang 2022, BSI telah menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan sebesar Rp51,15 triliun dan berkontribusi 24,63 persen terhadap pembiayaan BSI secara nasional.
Tribuana menjelaskan pembiayaan berkelanjutan terbagi atas dua sektor yaitu UMKM dan Non-UMKM. Pada tahun ini porsi pembiayaan berkelanjutan BSI ke sektor UMKM mencapai 83 persen, sementara non-UMKM sebesar 17 persen.
Baca Juga
“Insya Allah [target tercapai] karena saat ini di luar negeri juga sudah mulai terbangun kesadaran soal ESG. Jadi kami insya Allah makin meningkat,” kata Tribuana.
Selain menyalurkan pembiayaan berkelanjutan, BSI juga konsisten dalam penerapan green economy melalui berbagai aktivitas hijau di antaranya pembangunan gedung BSI berkonsep green building di Aceh, dan penyediaan mesin daur ulang plastik.
Dengan penyediaan reverse vending machine BSI telah mengkonversi sampah plastik sebanyak 134.166 botol plastik dan membantu mengurangi emisi karbon sebanyak 9.257.446 gram.