Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Faktor Pendorong Pembiayaan BSI (BBSI) Naik 21,26 persen

Bank Syariah Indonesia atau BSI (BRIS) mengungkap faktor pendorong yang bikin pembiayaan naik 21,26 persen pada 2022.
Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) mencatatkan pertumbuhan pembiayaan pesat pada 2022, yakni 21,26 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp208 triliun.

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan di BSI pada 2022 itu jauh di atas pertumbuhan BSI pada tahun sebelumnya. Pada 2021, pembiayaan BSI hanya tumbuh 9 persen.

"Kenapa kenaikan 2021 tidak signifikan, karena saat itu kita sibuk pasca merger. Pada 2022 engine growth sudah bekerja, tercatat BSI mencatatkan pertumbuhan pembiayaan tertinggi," katanya dalam paparan kinerja BSI triwulan IV 2022 pada Rabu (1/2/2023).

Selain itu, pertumbuhan pesat emiten berkode BRIS itu didorong oleh porsi pembiayaan yang banyak pada segmen konsumer.

BSI mencatatkan pembiayaan konsumer sebesar Rp106,40 triliun, tumbuh 25,94 persen yoy.

"BSI beruntung karena segmen pembiayaan ini [konsumer] sampai hari ini belum terlalu melambat. Pembiayaan mobil misalnya masih tinggi," kata Cahyo.

BSI juga mencatatkan peningkatan pada pembiayaan segmen wholesale 15,8 persen yoy menjadi sebesar Rp57,18 triliun. Kemudian, pembiayaan mikro mencapai Rp 18,74 triliun, tumbuh 32,71 persen yoy.

Sementara itu, BSI memproyeksikan bahwa pada 2023 pembiayaan bank syariah masih tumbuh pesat.

"Segmen konsumer masih akan sangat bagus. Akan tetapi kami juga lihat dari sisi likuiditasnya," ujarnya.

Kinerja moncer pada pembiayaan juga diimbangi dengan kualitas pembiayaan. Rasio pembiayaan macet atau nonperforming financing (NPF) gross BSI turun dari 2,9 persen per 2021 menjadi 2,4 persen per 2022. Lalu, NPF nett BSI juga turun dari 0,8 persen per 2021 menjadi 0,5 pada tahun lalu.

Dampak dari pertumbuhan pesat pembiayaan ini juga membuat aset BSI melesat. Pada 2022, BSI mencatatkan jumlah aset Rp306 triliun, naik 15 persen yoy.

Sementara dari sisi pendanaan, BSI juga mencatat peningkatan dana simpanan wadiah berupa giro dan tabungan, yakni 13,28 persen yoy menjadi Rp66,01 triliun. Kemudian, dana investasi non profit sharing naik 11,06 persen ke angka Rp195,47 triliun.

Dalam paparan kinerjanya itu, BSI mengumumkan telah mencatatkan laba Rp4,26 triliun pada 2022, tumbuh 42,3 persen yoy dibandingkan perolehan laba pada 2021 yang mencapai Rp3,02 triliun.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa kinerja moncer BSI itu tidak lepas dari dampak merger.

"BSI masuk tahun kedua merger. Dampak merger membawa dampak positif ke perbankan syariah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper