Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan reasuransi PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) mampu membalikkan kinerja dengan meraup laba bersih sebesar Rp64,9 miliar pada kuartal IV/2022. Kondisi itu membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih merugi Rp291,04 miliar.
Merujuk laporan keuangan yang dipublikasikan di laman resminya, perolehan laba bersih Maskapai Reasuransi Indonesia ditopang oleh pendapatan premi yang tumbuh 0,40 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal IV/2022. Nilai itu naik dari Rp2,54 triliun menjadi Rp2,55 triliun. Dari sana, jumlah premi bruto Maskapai Reasuransi Indonesia mampu mencapai Rp2,17 triliun, atau tumbuh 5,08 persen yoy dari Rp2,06 triliun.
Sementara itu, klaim bruto yang dimiliki emiten bersandi saham MREI itu mengalami tekanan hingga 18 persen yoy. Klaim bruto Maskapai Reasuransi Indonesia menyusut menjadi Rp1,78 triliun dari semula mampu mencapai Rp2,17 triliun. Namun, dari hasil investasi mengalami pertumbuhan sebesar 1,1 persen yoy menjadi Rp167,21 miliar dari sebelumnya Rp165,36 milliar.
Beralih ke jumlah aset, Maskapai Reasuransi Indonesia membukukan pertumbuhan aset sebesar 8,7 persen yoy. Perolehan aset perusahaan tumbuh dari Rp3,98 triliun menjadi Rp4,33 triliun.
Kemudian, dari sisi liabilitas dan ekuitas, keduanya mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 11,8 persen yoy dan 2,9 persen yoy. Alhasil, jumlah liabilitas MREI kini menjadi Rp2,9 triliun sedangkan jumlah ekuitas perusahaan bernilai Rp1,42 triliun.
Jika dilihat dari tingkat kesehatan keuangan, Maskapai Reasuransi Indonesia memiliki rasio pencapaian solvabilitas atau risk-based capital (RBC) sebesar 266,77 persen pada 31 Desember 2022. Rasio kesehatan perusahaan membaik dari periode yang sama tahun 2021 yang mencapai angka 239,02 persen.
Baca Juga
Adapun, hingga kuartal IV/2022, pemilik Maskapai Reasuransi Indonesia terdiri dari PT Graha Sentosa Persada sebagai pemegang saham pengendali (PSP) yang menggenggam 20,53 persen saham MREI. Lalu, AJB Bumiputera 1912 dengan 14,84 persen saham dan masyarakat kurang dari 5 persen menggenggam 64,64 persen MREI.